Berita Eksklusif

Bajak-membajak Atlet Jelang PON Jabar, Tergiur Bonus Gede

Kontingen Kaltim yang akan turun di ajang PON Jawa Barat ternyata tidak semuanya merupakan putra daerah.

Penulis: tribunkaltim |
Dok Pribadi
Atlet Foil Anggar Kaltim usai latihan di Cheonju, Korea Selatan, Selasa (2/8/2016). Meski kalah poin dari atlet PON Korea, mereka mendapatkan pengalaman baru dalam hal teknik dan fisik dari atlet senior dan pelatih Korea. 

Kendati demikian Bagas tak mendapat perlakuan istimewa selama membela Kaltim. Ia menerima uang saku yang setara dengan atlet tenis lainnya, Rp 4 juta per bulan.

"Ya lumayan bonusnya menjanjikan Rp 250 juta. Apalagi kesempatan kita bermain sangat terbuka di sini. Uang saku disamakan dengan atlet lain, sekitar 4 juta," ucapnya.

Menurutnya wajar ia mementingkan bonus daripada membela daerah asalnya di PON. Pasalnya Bagas sudah habis‑habisan menggelontorkan uang untuk kebutuhan hidupnya sebagai petenis.

"Begini, karena dari kecil tenis itu juga mengeluarkan duit. Jadi kita harus menghasilkan duit juga. Paling tidak ada untuk pegangan lah. Kalau dihitung banyak banget uang yang sudah saya keluarkan, kira‑kira bisa naik haji 4 kali uangnya," tuturnya.


tribunkaltim.co/alfiansyah -- Atlet sepatu roda Balikpapan duduk mendengarkan sosialisasi dari anggota KONI Balikpapan, Sabtu (27/8/2016)

Baca: Target Meraih Medali, Tapi Atlet Keluhkan Kurangnya Uji Tanding

PON Jabar nanti terasa spesial buat Bagas lantaran akan mengawali debutnya di ajang nasional 4 tahunan itu dengan membela tim yang bukan daerah asalnya.

Ia justru tak merasa terbebani membawa nama Kaltim. Tenis Kaltim saat ini termasuk unggulan di PON Jawa Barat. Iapun bertekad menghadiahi Kaltim dengan raihan medali emas.

"Target di Jabar ya medali emas, cuma kita berusaha yang terbaik karena tergantung drawing sekiranya lebih di atas kita. Yang penting optimis. Gak peduli siapa lawannya, hajar," ujarnya.

Kaltim Dibajak
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kaltim berkomitmen mengandalkan atlet lokal atau putra daerah di ajang PON XIX Jawa Barat 2016.

Sejak PON 2012, Kaltim tidak pernah membajak atau membeli atlet dari provinsi lain, demi mengejar target medali. Justru, atlet‑atlet potensial asal Kaltim dibajak dan pindah ke provinsi lain.

"Sejak PON lalu tidak ada beli atlet. Sekarang juga tidak ada istilah bajak‑membajak. Justru sekarang, ada beberapa atlet kita yang dibajak," kata Zuhdi Yahya, Ketua KONI Kaltim, usai rapat pengurus KONI Provinsi Kaltim, persiapan keberangkatan kontingen PON XIX ke Jawa Barat, di kantor KONI Kaltim, Jalan Kesuma Bangsa, Rabu (7/9/2016).

Zuhdi menyebutkan beberapa atlet yang pindah ke provinsi lain, seperti atlet angkat berat Eko Yuli Irawan ke Jawa Timur.

Baca: Kukar Turunkan Atlet Paling Banyak di Ajang Popprov

"Ada dua atlet pecatur kita itu pindah juga. Si Dita dengan satu lagi saya lupa namanya," ungkapnya.

Menurut dia, mutasi atlet diatur dalam aturan resmi di olahraga Indonesia. Tetapi, lanjut dia, syaratnya harus sudah menetap dua tahun lamanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved