Di Perairan Derawan, Ikan Langka Napoleon Masih Diburu
Hasil survei menunjukkan bahwa jumlah ikan napoleon nyaris tidak ditemukan lagi di perairan yang mengandalkan keindahan bawah laut ini.
Dalam keputusan itu, pemanfaatan napoleon tergantung ukuran. Pengaturan ini sekaligus mengakomodir kepentingan ekonomi dan kepentingan konservasi.
Pada ukuran 100 gram–1000 gram dan ukuran di atas 3000 gram tidak boleh dimanfaatkan. Dari sudut pandang konservasi, ukuran 1000 gram ikan napoleon diprediksi sudah pernah memijah. Dan pada ukuran lebih dari 3000 gram, ikan napoleon sedang masa berkembang biak.
BACA JUGA: VIDEO – Kejuaraan Daerah Tapak Suci Sambut Milad Muhammadiyah di Kota Ini
Dari sini tampak status perlindungan memberikan kesempatan kepada napoleon untuk berkembang biak.
"Ukuran 1.000-3.000 gram yang bisa dimanfaatkan," kata Ricky.
Selain itu pengaturan ini juga bertujuan mengurangi dampak kematian alami di habitatnya lewat upaya pembesaran dan pembudidayaan di keramba. Untuk keperluan pembesaran di keramba diperbolehkan menangkap ikan napoleon yang berukuran kurang dari 100 gram.
Penyelundupan

KIRI - Ikan napoleon disita dari kapal pengepul yang datang dari Bali. Ikan kini berada di karantina BPSPL Pontianak di Balikpapan, Kaltim. Usai proses hukum, ikan ini akan dikembalikan ke laut. KANAN - Dokumentasi KKP saat tim patroli PSDKP dan BPSPL Pontianak memeriksa muatan kapal Nagama Biru 01 setibanya di Balikpapan. (Kompas.com/Kontributor Balikpapan-Dani Julius Zebua)
Patroli laut Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan menggagalkan pengiriman 180 ikan napoleon dari Derawan menuju Bali, Kamis (29/9/2016) dini hari lalu. Tim patroli mengamankan kapal Nagama Biru 01 beserta satu nakhoda dan 6 anak buah kapal.
Kapal ini adalah pengumpul ikan dari para nelayan. Mereka dalam perjalanan kembali ke Bali saat tertangkap. Mereka menyamarkan ikan napoleon dengan manifest atau daftar muatan berisi satu ton ikan kerapu.
“Pengakuan mereka, ikan berasal dari Derawan,” kata Koordinator PSDKP Balikpapan, Hamzah Kharisma.
Tertangkapnya kapal membawa ikan napoleon asal Derawan bukan hal mengejutkan bagi Abdizar Al Giffari, seorang pecinta bawah laut asal Berau. Pasalnya ikan masih memiliki nilai ekonomis tinggi di pasar luar negeri. Harga jual napoleon berkisar 180 USD per kilogram di pasar Hongkong dan China.
BACA JUGA: SMK Sinar Pancasila Hadirkan Instruktur dari Bogor Latih Siswa Hadapi UNBK
Begitu tinggi harga ikan membuat banyak nelayan di Kecamatan Derawan hingga Maratua dan sekitarnya diduga kuat melangsungkan praktik ilegal penangkapan dan penampungannya.
"Karena masih saja kita temui di keramba-keramba penampungan ikan yang ada di Derawan dan Maratua," kata Abid.
Biasanya, kata Abid, nelayan menggunakan potasium sianida dosis rendah untuk menangkap ikan ini. Caranya, nelayan menyelam menggunakan kompresor sambil membawa botol berisi potasium dan jaring. Potasium itu disemprot di lubang-lubang karang di mana ikan napoleon bersembunyi. Potasium menyebabkan ikan lemas dan memudahkan nelayan menjaringnya.
