Di Perairan Derawan, Ikan Langka Napoleon Masih Diburu
Hasil survei menunjukkan bahwa jumlah ikan napoleon nyaris tidak ditemukan lagi di perairan yang mengandalkan keindahan bawah laut ini.
"Ikan ditangkap untuk ekspor. Karena itu harus dalam keadaan hidup," kata Abid. Ikan ini sangat digemari sebagai menu sajian di restoran China, Hongkong, dan Singapura.
Biasanya pula yang ditangkap ukuran anakan, yakni kurang dari 50 sentimeter, yang belum siap reproduksi. "Ukuran yang pas untuk penyajian di piring. Di tingkat lokal, masyarakat kita sangat jarang mengkonsumsi ikan ini," kata Abid.
BACA JUGA: Penalti Kontroversi Benamkan Persiba Balikpapan di Cikarang
Ikan kemudian dibawa pengumpul atau disebut juga pengepul, kemudian dibawa lagi ke penampung besar. Dari sana barulah diperdagangkan baik legal ataupun ilegal ke kapal-kapal Hongkong.
"Kesimpulannya, selama masih ada pengepul atau pembeli ikan ini di Derawan, eksploitasi ikan ini akan terus terjadi," katanya.
Ikan napoleon satwa unik. Ikan ini mempunyai pola reproduksi yang hermafrodit protogini, yakni terlahir jantan dan akan berubah menjadi betina saat menjelang dewasa. Kadang ditemukan dominasi jantan pada satu populasi ikan kecil sampai ukuran sedang dan akan berubah menjadi dominasi populasi betina saat mendekati matang.
Ini salah satu strategi sebagian besar hewan laut untuk mempertahankan kehidupan populasi mereka. Di IUCN, napoleon masuk dalam daftar merah alias ikan dengan populasi terancam punah. Ikan juga masuk daftar CITES apendix 2.
"Ikan ini termasuk ikan eksotis yang dicari para wisatawan penyelam. Eksotis karena warnanya indah dan ukurannya yang besar, serta biasa hidup bergerombol," kata Abid. (Kompas.com/Kontributor Balikpapan-Dani Julius Zebua)
