Jarak Pandang Terbatas, Pesawat Sempat Tak Bisa Mendarat

"Kalau pesawat mau landing atau take off yang paling penting itu visibility. Kalau hujannya ringan mungkin masih bisa," sebutnya.

Penulis: Doan E Pardede |
TRIBUN KALTIM / DOAN E PARDEDE
Pesawat Kalstar berhasil mendarat dengan selamat di Bandara Tanjung Harapan Tanjung Selor, Rabu (5/10/2016). Curah hujan tinggi, BMKG mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Doan Pardede

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Seminggu belakangan, hujan deras disertai angin kencang hampir setiap hari melanda Kota Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.

Dan ternyata baru-baru ini, buruknya cuaca ini juga sempat mengakibatkan penerbangan di Bandara Tanjung Harapan Tanjung Selor terganggu.

"Beberapa waktu lalu, ada pesawat Kalstar batal landing (mendarat) di sini pada sore hari. Jadi langsung ke Tarakan," ungkap Hatta Rachim, forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjung Selor kepada Tribunkaltim.co, Rabu (5/10/2016).

Kala itu, sebutnya, jarak pandang (visibility) dibawah 2.000 meter. Sementara jarak pandang normal agar pesawat bisa mendarat adalah minimal 4.000 meter.

Bahkan menurutnya, jarak pandang pernah hanya sekitar 500 meter saja. Namun beruntung saat itu, tidak ada jadwal pesawat berangkat (take off) atau mendarat.

(Baca juga: Investasi 3,5 Miliar USD di Kaltara, Inalum Patok Target Produksi Aluminium 700 Ribu Ton per Tahun)

Berdasarkan pengamatan perkembangan cuaca terkini, kata Hatta, kondisi seperti itu masih sangat berpeluang terjadi hingga akhir tahun mendatang.

"Kalau pesawat mau landing atau take off yang paling penting itu visibility. Kalau hujannya ringan mungkin masih bisa," sebutnya.

Lebih jauh Hatta menjelaskan, kondisi yang terjadi di Tanjung Selor saat ini tidak lepas dari adanya siklon (badai dengan kekuatan besar) dan adanya daerah tekanan rendah (low pressure area) di wilayah Filipina.

Dalam seminggu terakhir ini saja, sudah ada tiga siklon tropis yang terjadi di wilayah Filipina, di antaranya siklon tropis Malakas dan Megi.

"Kalau sudah ada siklon dan low pressure area di Filipina, di Tanjung Selor sudah pasti hujan sedang sampai lebat disertai angin kencang," jelasnya.

Wilayah Tanjung Selor papar Rachim, sebenarnya tidak mengenal musim hujan dan kemarau.

Tanjung Selor masuk tipe wilayah dengan hujan sepanjang tahun. Namun ada bulan-bulan tertentu yakni September-Desember dan Januari-Maret, curah hujan lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya.

Dimana dari rata-rata 30 hari dalam sebulan, sekitar 20 hari di antaranya akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.

"Seperti Oktober kan 31 hari, jadi selama 20 hari itu hujan," sebutnya.

Sementara untuk tinggi gelombang di perairan Tarakan dalam beberapa hari kedepan, berkisar di angka 0 - 0,5 meter.

Walau belum masuk kategori mengkhawatirkan, transportasi laut khususnya penyeberangan diimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan.

Jika cuaca tiba-tiba berubah dan tidak bersahabat, sebaiknya menunda aktivitas untuk sementara waktu.

"Kalau cuaca buruk, kita harapkan berhati-hati," ujarnya. (*)

***

Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM

Perbarui informasi terkini, klik  www.TribunKaltim.co

Dan bergabunglah dengan medsos:

Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co,  follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim


Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved