Abrasi Robohkan Tiga Bangunan, Samsuddin Pilih Bertahan di Bagian Rumah yang Tersisa

Mereka nekat masih menempati bangunan dimaksud sambil menunggu mendapatkan lokasi baru untuk pindah.

TRIBUN KALTIM / NIKO RURU
Bangunan yang ambruk akibat abrasi di Desa Sungai Manurung, Kecamatan Sebatik. 

Derasnya hantaman ombak dari Laut Sulawesi menyebabkan daratan di pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia ini terus mengecil.

Haji Ali Karim seorang tokoh masyarakat Sebatik mengatakan, abrasi paling parah terjadi sejak awal tahun 1990-an. Sejak saat itu hingga kini sudah lima shaf rumah penduduk tergilas abrasi di Tanjung Aru.

Pohon kelapa dan pohon buah milik warga juga ikut roboh. Puluhan rumah lainnya terancam roboh, bahkan sejumlah rumah mulai ditinggalkan penghuninya.

"Kalau tidak ada perhatian pemerintah, bisa hilang terus daratan di sini," ujarnya.

Samsuddin mengatakan, sampai saat ini belum ada upaya pemerintah untuk mengatasi abrasi yang menyebabkan bangunan miliknya hancur.

"Belum ada kalau pemerintah bilang bagaimana-bagaimana?” ujarnya.

Dia memperkirakan, tiga bangunan yang hancur itu memiliki nilai sekitar Rp 800 juta. (*)

***
Baca berita unik, menarik, eksklusif dan lengkap di Harian Pagi TRIBUN KALTIM
Perbarui informasi terkini, klik  www.TribunKaltim.co
Dan bergabunglah dengan medsos:
Join BBM Channel - PIN BBM C003408F9, Like fan page Facebook TribunKaltim.co,  follow Twitter @tribunkaltim serta tonton video streaming Youtube TribunKaltim

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved