Ledakan Bom di Samarinda

Setelah Dokter Pastikan tak Ada Infeksi Luka Bakar, Korban Ledakan Bom akan Jalani Operasi Plastik

Operasi ini juga dilakukan agar korban yang seluruhnya anak-anak tak meninggalkan bekas luka bakar yang mengganggu.

Editor: Amalia Husnul A
Lutfy Mairizal Putra
Menteri Dalam Negara Tjahjo Kumolo menjenguk korban bom molotov di Rumah Sakit AW Sjahrnie Samarinda, Minggu (20/11/2016) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA -- Kondisi tiga balita korban ledakan bom di depan Gereja Oikumene, Kota Samarinda membaik.

Rencananya, ketiga korban akan segera dioperasi plastik jika tim dokter RS AW Sjahranie tidak lagi menemukan infeksi luka bakar.

Operasi ini juga dilakukan agar korban yang seluruhnya anak-anak tak meninggalkan bekas luka bakar yang mengganggu.

Direktur RS AW Sjahranie Samarinda, dr Rachim Dinata, mengatakan, setiap hari pembersihan luka bakar di kamar operasi rutin dilakukan. Kini, tim dokter fokus mencegah infeksi di luka bakar yang dialami seluruh korban.

“Operasi plastik itu diperlukan kalau terjadi misalnya ada infeksi yang ternyata tidak bisa sembuh, itu pun harus kering betul dan terjadi pemendekan atau kontraktur baru. Dibuang dulu kulit yang rusak lalu kita ambil kulit yang bagus. Itu namanya skin graft, jadi kulit baru diambil ditempelkan di luka yang harus diperbaiki,” kata Rachim.

Baca: Gereja Oikumene Gelar Doa dan Penghiburan untuk Intan, Balita Korban Ledakan Bom

Rencananya, dua korban, yakni Alvaro (4) dan Anita (2), akan dipindahkan ke ruang rawat inap dalam beberapa hari ke depan, sedangkan Trinity (3) masih harus melewati masa kritis di ruang Neonatal Intensif Care Unit (NICU).

“Saat ini proses luka bakar sudah bagus sekali. Ibarat menanam tanaman kita harus harus suburkan dulu bawah tanamannya. Nah ini juga harus dibaguskan dulu kulit yang luka, jangan sampai ada infeksi sama sekali. Lalu kita lakukan operasi, supaya nanti kulit yang ditanam tidak terjadi infeksi gitu,” tuturnya.

Sebelumnya, Minggu (13/112016) sekitar pukul 10.00 Wita, seseorang melemparkan bom molotov di depan Gereja Oikumene. Bom meledak di sela ibadah Minggu.

Tercatat empat orang menjadi korban, seluruhnya adalah balita. Satu korban meninggal dunia setelah menjalani perawatan. Masih ada tiga korban lagi yang menjalani perawatan di rumah sakit.

Aparat kepolisian telah menetapkan tujuh tersangka yang merupakan jaringan pelaku pengeboman.  (Kontributor Samarinda, Gusti Nara)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved