Berita Pemkab PPU
Ini Dia Pohon Agathis di Sepaku yang Jadi Ikon Wisata PPU, Usianya sudah Ratusan Tahun Lho. . .
Ini juga bisa dijadikan bahan kajian dan penelitian bagi perguruan tinggi, karena kayu ini terbilang langka, dari segi usianya yang sudah diperkirakan
PENAJAM - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Hubpar) akan mengusulkan pohon Agathis di Kelurahan Maridan, Kecamatan Sepaku, untuk mendapatkan penghargaaan Anugerah Sapta Pesona Bidang Pariwisata dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Pohon Agathis ini berada di kawasan hutan konservasi yang dikelola PT ITCIKU.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tita Deritayati mengatakan, pohon ini diusulkan untuk mendapatkan penghargaan karena sudah berusia ratusan tahun.
Bukan hanya itu, pohon bernama latin Agathis boneensis ini berdiameter 2,10 meter, setinggi 28 meter, serta volume kayu jika diolah menjadi papan atau balok dapat menghasilkan 67,98 meter kubik.
“Kalau dilihat dari ukurannya merupakan kayu terbesar kedua di Asia Tenggara. Nantinya akan menjadi ikon wisata alam kita apalagi didukung kondisi alamnya yang masih alami,” jelas Tita.
Baca: Pohon Agathis di PPU Masuk Rekor MURI
Dengan ikon wisata alam ini diharapkan dapat menjadi tujuan wisata edukasi yang mendorong para pelajar untuk membiasakan diri menjaga lingkungan.
Bukan hanya itu lanjutnya, juga bisa menjadi salah satu pilihan destinasi wisata dan kawasan wisata ini terbuka bagi siswa di PPU.
Untuk itu, diharapkan sarana akses jalan dan ada upaya kerjasama antara pemerintah daerah dengan PT ITCIKU untuk membangun akses menuju kawasan tersebut.
Kabid Destinasi Wisata pada Dinas Hubpar PPU Muhlis menambahkan, pohon agathis ini merupakan salah satu ikon wisata di daerah ini yang harus dilestarikan, kemudian diharapkan menjadi wisata edukasi bagi masyarakat Kabupten PPU.
Baca: Di PPU Ditemukan Pohon Agathis Berusia 1.000 Tahun
Bahkan ia berharap agar pohon Agathis ini bisa terkenal di seluruh Indonesia bahkan dunia.
“Ini juga bisa dijadikan bahan kajian dan penelitian bagi perguruan tinggi, karena kayu ini terbilang langka, dari segi usianya yang sudah diperkirakan lebih dari 200 tahun.
Untuk menentukan berapa usia kayu ini dan sejak kapan kayu ini diperkirakan mulai tumbuh, bisa menjadi bahan penelitian bagi para pakar ilmu tumbuhan dan kehutanan secara detail dan pasti,” katanya.
Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran Komariah mengharapkan kelestaraian pohon Agathis ini mendapat dukungan semua pihak, sehingga apa yang menjadi modal utama daerah ini khususnya bidang pariwisata cukup untuk lebih dikenal.
Untuk itu diharapkan kerjasama dengan pihak-pihak sebagai mitra pemeritah, seperti kedatangan tim ini disambut manajemen PT ITCIKU, dan mereka sangat terbuka memberikan peluang untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah terkait pariwisata. (advertorial/humas8)