Penyidik KPK Disiram Air Keras
Firasat Aneh Novel hingga Air Keras Sembur Wajahnya, Sempat Bangkit lalu Nabrak Pohon
Saat itu, Novel baru saja selesai menunaikan shalat Subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya tersebut sekitar pukul 05.10 WIB.
TRIBUNKALTIM.CO - Penyidik senior KPK Novel Baswedan sudah punya firasat aneh sebelum wajahnya disiram air keras oleh orang tak dikenal.
Dalam sebulan ini ia merasa dibuntuti oleh orang tak dikenal, baik pada pagi, siang dan di malam serta subuh hari.
Firasat aneh ini diceritakan kepada adiknya, Taufik Baswedan.
"Udah sebulan ini, si Novel itu cerita ya jikalau sebulanan ini, sedang diikuti seseorang yang dikenalnya," ungkap Taufik, Selasa (11/4/2017).
Diakui Taufik, Novel mengatakan kepadanya jika setiap subuh di Masjid Al-Ikhsan, di Jalan Masjid Al-Ikhsan, Novel kerap memperhatikan beberapa orang nongkrong di Masjid itu.
"Kemudian, setiap subuh yang dalam sebulan ini, Novel itu memang sudah memperhatikan kalau ada beberapa orang yamg nongkrong di Masjid Al- Ikhsan, namun tidak shalat. Ya dari situ lah. Novel merasa kalau orang nongkrong tersebut sering memperhatikannya. Malahan, ia merasakan kalau dirinya diikuti oleh mereka sembunyi-sembunyi. Tapi, Novel sadar soal itu ya," papar Taufik.
Baca: Jokowi: Penyerangan terhadap Novel Tindakan Brutal, Saya Mengutuk!
Taufik juga membenarkan, apabila Novel saat ini sering merasa aneh dalam kehidupan pada setiap harinya.
"Novel itu dibuntuti pelan-pelan. Enggak hanya subuh, Novel kalau pulang malam hari, rasa-rasa ada yang mengikuti kata dia (Novel). Nah itu perasaan Novel ya sebulanan ini. Ia saat ini memang sering merasa aneh, karena dianya ini merasakan betul-betul ada yang perhatikan dia sembunyi-sembunyi. Namun, karena Novel merasa baru enggak sekali ini merasakan hal seperti itu (teror), yah namanya juga penyidik KPK ya. Tapi dia (Novel) sih enggak bercerita ke saya soal kasus yang lagi ditangani saat ini ya," paparnya kembali.
Novel Baswedan disiram cairan yang diduga air keras oleh orang tak dikenal di dekat Masjid Jami Al Ihsan, Selasa (11/4/2017).
Saat itu, Novel baru saja selesai menunaikan shalat Subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya tersebut sekitar pukul 05.10 WIB.
"Kronologisnya, pascasalat subuh dia (Novel) keluar dari masjid kebetulan sebelum selesai zikir. Waktu itu Novel keluar sendirian tidak bersama jamaah yang lain. Memang kondisi saat itu situasinya gelap. Pelaku pakai motor dan helm lalu menyiram air keras ke muka serta mata hanya sekali siram," ujar pegiat antikorupsi Haris Azhar, usai menjenguk Novel di rumah sakit.

Masih menurut Haris, awalnya Novel mengira pelaku itu adalah tetangga sekitar yang hendak menyapanya.
Namun tak di sangka, ternyata pelaku langsung menyiram air keras lalu kabur.
"Peristiwanya cepat sekali, pelaku hanya sekali siram dan memang mengincar muka Novel. Semula Novel mengira itu tetangga yang mau menyapa, tapi malah menyerang," ujar Haris.
Baca: Novel Baswedan: Pelaku Seperti Orang Profesional
Usai diserang, Novel lalu membuka baju panjang yang dipakainya lalu mencari air dan teriak minta tolong.
Hingga akhirnya jamaah mendengar teriakan Novel dan memberikan bantuan.

Dua Pria Berperawakan Besar
Salah seorang saksi mata, Sumarni Supandi (67), mengaku melihat dua orang pria berperawakan besar dengan sepeda motor melewati dirinya sesaat Novel Baswedan disiram air keras pada subuh tadi.
"Enggak lama, ada dua orang naik motor lewatin saya dari arah belakang saya. Saya enggak tahu apa jenis motornya, tapi seperti motor bebek. Yang saya lihat dua-duanya pakai jaket gelap dan helm tertutup, full face. Badannya besar tinggi dua-duanya. Jalan motornya enggak ngebut-ngebut banget, sedang aja," ujar Sumarni saat ditemui di rumahnya, Jalan Deposito T No 08 RT 03 RW 10, Kelurahan Pesanggrahan Dua, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Sumarni menceritakan, sekitar pukul 05.05 WIB, mulanya ia berjalan kaki sepulang salat shubuh di masjid Al Ihsan, tak jauh dari rumah Novel.
Ia mulai berjalan cepat karena ingin pulang dan jalan bersama tetangganya, Ibu Ahmad, yang berada di depannya.
Baca: Geram, Netizen Mengutuk Aksi Penyiraman Air Keras ke Novel Baswedan
Saat itu, Novel yang juga baru pulang shalat Subuh di masjid yang sama berjalan di belakang Sumarni.
Jaraknya dengan Novel hanya sekitar 5 meter.
Beberapa detik kemudian, tiba-tiba ia mendengar Novel berteriak keras kesakitan dan kepanasan serta minta tolong.
Saat ia menoleh, Novel sudah membungkuk sembari memegang kedua matanya.

Sumarni mengaku hanya bisa berdiri terpaku dan bingung melihat kondisi Novel saat itu.
Ia mengaku bingung karena tidak tahu apa yang terjadi pada Novel dan apa yang diperbuat.
Selang beberapa detik kemudian, Sumarni melihat dua orang pria berperawakan besar berboncengan motor melintas di sampingnya.
"Saya enggak tahu apakah mereka yang menyiram air keras atau bukan. Tapi, waktu di polsek ada warga jadi saksi yang bilang juga lihat mereka pelakunya naik motor," ujarnya.
Baca: Siapa Dua Penyiram Air Keras ke Wajah Novel Baswedan? Ini Penjelasan Kapolrestro Jakarta Utara
Setelah kedua orang yang berboncengan motor itu melintas, Sumarni melihat Novel berusaha bangkit berdiri tegap dan berjalan.
Namun, diduga karena penglihatannya terganggu membuat kepala Novel menabrak pohon di depan rumah ketua RT setempat.
Tak lama kemudian, datang seorang warga bernama Iman datang menolong dan memapah Novel berjalan menuju ke tempat air wudhu di Masjid Al Ihsan.
"Kok tega ya, orang habis ibadah dijahati seperti itu. Padahal, Pak Novel orang baik," ucap lirih Sumarni.
Sutrisno (55), warga komplek yang juga ikut shalat subuh berjamaah bersama Novel di Masjid Al Ihsan punya cerita hampir sama dengan Sumarni.
Ia mengaku melihat dua orang pria berperawakan besar menaiki motor matic bolak-balik di Jalan Deposito T sebelum adzan Salat Shubuh.
Sutrisno yakin kedua orang itu bukan warga komplek. Sebab, kedua orang yang berboncengan motor itu sempat bolak-balik dan salah ke arah jalan yang ditutup portal. (*)