Kisah Inspiratif
Banting Tulang Selamatkan Mangrove, Agus Bei Sempat Disangka Sakit Jiwa
Selama ini, di seantero Balikpapan, Agus sudah dikenal sebagai pencetus sekaligus pengelola Mangrove Center Graha Indah.
Penulis: Budi Susilo |
Pertama kali memulai merapikan mangrove dia lakukan secara sendiri. Dilakukan saban hari tanpa ada kata libur. Pergi menggelandang berkeliling merawat mangrove tanpa dibantu orang lainnya. Sampai pada akhirnya, ada warga yang mengira, kalau Agus sudah mengalami sakit jiwa.
"Dibilang saya kurang kerjaan. Dibilang perusahaan saya sudah bangkrut, stres. Saya masuk ke air, kena becek lumpur, menanam mangrove, saya dibilang sudah gila," ungkap pria kelahiran 28 September 1968 ini.
Namun warga yang memberi cap buruk itu, tidak membuat Agus patah arang. Saat dipandang buruk, sebaliknya pria berkumis tebal ini semangatnya semakin menggebu-gebu.
Rasa percaya diri Agus semakin tinggi, suara hatinya berkeyakinan apa yang dilakukannya merupakan jalan yang benar, yang suatu saat akan berbuah baik bagi dirinya dan orang lain.
"Orang menghina saya itu saya anggap biasa. Saya anggap sebagai cambuk untuk tambah semangat," tutur Agus.
Dan terbukti hingga kini, mangrove Graha Indah ini sering dikunjungi warga. Wajah mangrove Giri Indah telah bertumbuh rindang. Bekantan mulai bermunculan kembali. Dahulu saat lahan kritis, binatang Bekantan sulit ditemui.
Setelah kawasan mangrove normal kembali, Bekantan pun kembali merebak. Logikanya ada mangrove maka ada bekantan.
Mangrove merupakan rumah tinggal sekaligus sumber makanannya si bekantan.
"Sekarang bekantan yang ada di Graha Indah ini diperkirakan ada 600 ekor," ujarnya. (*)
