Syok! Istri Pria yang Dibakar Hidup-hidup Ungkapkan Suaminya Guru Ngaji, 'Tak Mungkin Nyolong'

Sesekali dia memasukkan tangannya ke dalam hijabnya seraya mengusap perutnya. Yah, istri dari MA yang dikaruniai seorang anak laki-laki usia 4 tahun.

TRIBUNNEWS.COM/AMRIYONO PRAKOSO
Siti Zubaedah (25), istri MA (30), pria yang tewas dibakar massa karena dituduh mencuri amplifier musala di Kampung Muara Bakti RT 012/07, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (1/8/2017). 

Lantas, Siti tak lagi mampu menahan kesedihannya kala memperlihatkan foto dirinya bersama MA dan putra pertama dari telepon genggamnya.

"Tidak banyak fotonya, dia orangnya tidak mau difoto. Hanya ini saja yang terakhir. Hanya ini kenangan saya bersama almarhum," kata Siti dengan suaranya yang mulai parau.

Tak Sempat Diselamatkan
Sisa gosong di dinding selokan di salah satu sudut Jalan Pasar Bakti Mulya masih terlihat jelas pada Jumat (5/8/2017) sore.

Lokasi itu menjadi saksi bisu MA tewas setelah dikeroyok dan dibakar massa.

Lokasi tersebut terletak sekitar 4 Km dari Musala Al Hidayah, lokasi yang diduga tempat MA mencuri amplifier pada Selasa (2/8/2017) lalu.

Seorang pedagang di lokasi itu, Farida (39) menceritakan bagaimana seorang MA itu sebelum dijemput ajalnya dengan cara mengenaskan.

Menurutnya, setelah ditangkap dan dihajar sejumlah warga di tepi kali, MA sempat hendak digelandang ke Kantor Kepala Desa Bakti Mulya yang letaknya hanya 100 meter.

Naas, upaya beberapa warga untuk membawa MA ke tempat yang lebih aman kalah dengan jumlah massa yang semakin beringas ingin menghakiminya.

Bahkan, sejumlah pemotor menghentikan laju kendaraannya untuk memukul sekujur tubuh MA.

"Tadinya mau dibawa ke Balai Desa, tapi sudah ramai sampai ada pengendara motor yang sampai turun terus mukul, terus jalan lagi," terangnya.

Teriakan beberapa orang agar MA dibakar terus terdengar hingga akhirnya ada warga yang membawa bensin di botol kemasan dan menyiramnya ke tubuh MA.

Lantas, MA disulut api.

Selasa sore itu, massa makin ramai dan semakin beringas. Jalan raya pun macet tertutup banyaknya massa.

Sebagian pedagang di pasar memilih untuk masuk ke dalam toko dan tidak melihat saat MA dibakar hidup-hidup.

"Banyak yang masuk, apalagi yang punya anak, itu semua disuruh masuk. Terus tidak lama, ada kobaran api dari got itu," jelasnya seraya menunjukkan got tempat membakar MA.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved