Breaking News

Mitigasi Perubahan Iklim, Peran Mangrove Centre dan Seorang Pria yang Baru Saja Diganjar Kalpataru

Bahkan dari hasil studi itu menunjukkan mangrove memberi sumbangan yang sangat potensial untuk mengurangi emisi karbon dibanding hutan hujan tro

Editor: Amalia Husnul A
tribunkaltim.co/fachmi rachman
Beberapa pengunjung menyaksikan hutan mangrove di Mangrove Centre, Graha, Kariangau, Balikpapan, Senin (26/1/2017). Mangrove Centre merupakan salah satu lokasi penanganan mangrove oleh masyarakat. 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kawasan Mangrove Centre di Graha Indah, Balikpapan, Kalimantan Timur, selain menjadi kawasan wisata pendidikan, tapi juga memiliki peran penting dalam mitigasi perubahan iklim.

Hal tersebut disampaikan oleh Agus Bei, pendiri dan ketua Pengelola Mangrove Centre Balikpapan.

Menurut Agus Bei, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa tim gabungan yang meniliti kawasan Mangrove Centre Balikpapan.

Mangrove memiliki peranan yang luar biasa terhadap perubahan iklim.

Bahkan dari hasil studi itu menunjukkan bahwa mangrove memberi sumbangan yang sangat potensial untuk mengurangi emisi karbon dibanding hutan hujan tropis.

Baca: Terbiasa Naik Angkutan Umum, Putri Cantik Walikota Ini Akhirnya Lulus dari Universitas di Singapura

Baca: Inilah Lima Alasan yang Diyakini Bakal Bikin Ronaldo Kembali ke MU

Baca: Koneksi Internet Buruk Landa Dua Provinsi Picu Komplain, Telkom Beberkan Penyebabnya

Penyimpanan karbon pada mangrove di sepanjang kawasan pesisir dapat menyimpan sekitar 10 kali lipat emisi karbon.

"Untuk 1 hektare lahan mangrove di Mangrove Centre Balikpapan dapat menyimpan 40 ton karbon dalam sehari," ujar Agus Bei.

Sedangkan luas hutan Mangrove Center yakni 150 hektare, yang terdiri dari berbagai jenis pohon mangrove.

Tercatat terdapat 23 jenis mangrove yang tumbuh di kawasan ini, jenis Rhizophora mucronata mendominasi di lokasi ini.

"Kita punya luasan lahan 150 hektare yang berarti dapat menyimpan 6.000 ton karbon dalam sehari yaang disimpan di bawah hutan mangrove," ungkapnya.

Volume karbon yang tersimpan dalam mangrove yang jumlahnya teramat besar di Mangrove Centre ini, bisa menjadikan mangrove sebagai harapan terbaik bagi Balikpapan untuk berkontribusi dalam memperlambat perubahan iklim.

Perlu diketahui emisi karbon merupakan senyawa kimia dan salah satu gas penting di Bumi.

Baca: Wow, Sejarah! Kompetisi Busana Renang, Bukan Bikini, tapi Kontestan Miss Universe Pakai Ini

Baca: Persiba VS Perseru, Babak Pertama jadi Milik Beruang Madu

Baca: VIDEO - Ups, Mobil Lamborghini Raffi Ahmad Ditabrakkan Gen Halilintar, Padahal Belum Diasuransikan

Karbon mempunyai bentuk beragam diantaranya dalam bentuk CO2 (karbon dioksida) dari hasil pembakaran fosil atau minyak bumi serta aktivitas lainnya seperti pembakaran, merokok dan gas rumah kaca.

Tanaman juga menggunakan karbondioksida dalam proses fotosintesis.

Karbondioksida yang ada di atmosfer juga berperan penting dalam menangkap panas yang terpancar dari permukaan bumi.

"Suhu itu diatur oleh adanya hutan, karena hutan yang mampu memfilter. Hutan menyerap karbon yang kemudian diolah kembali lalu dikeluarkan lagi dalam bentuk oksigen," kata Agus Bei.

Maka dari itu dalam hal ini peranan hutan mangrove memiliki peranan luar biasa terhadap serapan karbon bumi dan mitigasi perubahan iklim.

"Mangrove di sini berkontribusi untuk dunia, tidak hanya di Balikpapan.

Agus Bei
Agus Bei (TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN)

Karena mangrove ini juga bisa dikatakan memberikan tanda kehidupan bagi habitat flora dan fauna yang mendiami di kawasan mangrove," ungkapnya.

Dampak Deforestrasi Mangrove di Balikpapan

Terkait dengan perubahan iklim, Kota Balikpapan sendiri pernah merasakan dampak perubahan iklim akibat 40 % dari 150 hektare mangrove rusak akibat deforestrasi.

Menurut Agus Bei, pada saat awal tahun 2001 kota Balikpapan pernah mengalami bencana angin puting beliung dan banjir akibat perubahan iklim dan juga disebabkan karena tidak adanya penahan atau penghalang abrasi.

Sebagai pendiri Mangrove Centre Balikpapan, Agus Bei yang memiliki kepedulian tinggi kemudian mendedikasikan hidupnya untuk menata kembali kawasan Mangrove selama belasan tahun belakangan.

Baca: Potret Sisi Islami Kehidupan Paul Pogba, Simak Siapa yang Paling Berpengaruh dalam Hidupnya

Baca: Finish Setingkat Lebih Tinggi, Arsene Wenger Sebut MU Tak Pantas Bermain di Liga Champions

Baca: 10 Pelayanan Eksklusif yang Harus Dipenuhi Panitia Jika Mengundang Dr Ryan Thamrin

Berkat jasanya itu dirinya kini dinobatkan sebagai tokoh penting dalam bidang lingkungan hidup, dan mendapat penghargaan bergengsi tingkat nasional yakni penghargaan Kalpataru 2017.

Lewat penghargaan Kalpataru itu Agus Bei pun berharap kontribusinya memiliki dampak luas, memberikan pengaruh bagi peningkatan kualitas mangrove yang ada di Kalimantan Timur.

Serta membuat banyak orang akan tersadar mengenai akan arti pentingnya mangrove bagi mitigasi perubahan iklim. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved