Danlanal Sempat Dag Dig Dug Lihat Aksi Junpur Kopaska, Ini Sebabnya. . .
Enam anggota penerjun tempur (junpur) Kopaska tunai menjalankan misinya.
Penulis: Muhammad Fachri Ramadhani |
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Enam anggota penerjun tempur (junpur) Kopaska tunai menjalankan misinya.
Mereka berhasil mendarat di geladak bawah kapal KRI Teluk Banten yang disimulasikan sebagai Kapal Sipil MT Sangatta.
Usai mendarat merekalah yang memegang kendali kapal tersebut untuk dibawa ke tempat yang lebih aman.
Baca: Tim Junpur Kopaska Bantu Kuasai Kapal Sipil dari Tangan Teroris
Namun ternyata, untuk bisa mendarat di atas kapal memerlukan skill khusus.
Bahkan tak banyak orang yang mampu melakukannnya, melihat poensi kefatalan kecelakaan yang tinggi.
Diperlukan keyakinan dan nyali besar melakukan pendaratan di atas kapal.
Baca: 6 Anggota Kopaska Terjun di Ketinggian 6.000 Feet di Balikpapan
Tak hanya harus cerdas membaca arah angin, ketepatan dan waktu mengambil keputusan diperlukan oleh seorang junpur.
Pasalnya mereka mendarat di tempat yang bergerak, jika salah perhitungan maka kejadian gagal mendarat bisa saja terjadi.
"Terjun di kapal perlu konsentrasi lebih tinggi. Kalau di lapangan jika meleset masih mendarat di darat. Nah, kalau di kapal anda meleset bisa tercebur ke laut, atau mengenai bagian kapal," ujar Dantim Junpur Kopaska Serma Nav Eko Siswoyo sesaat sebelum penerjunan kepada media ini.
Baca: Pilih yang Mana? Berikut Harga Resmi dan Varian Lengkap Mitsubishi Xpander
Lebih jauh, mendarat di air tentu punya risiko yang besar mengancam jiwa, apalagi sampai menabrak bagian kapal di luar dari area pendaratan (biasanya di geladak kapal).
Risiko patah tulang bahkan nyawa pun jadi taruhan.
Makanya diperlukan ketenangan dan daya konsentrasi bagi setiap penerjun tempur.
Selain parasut yang merupakan nyawa kedua Junpur Kopaska, alam menjadi hal yang tak bisa disepelekan.
Bersahabat dengan alam, kata-kata itu keluar dari mulut anggota Kopaska yang telah menjadi penerjun selama 10 tahun.
Baca: Petani Ganja di Kukar Punya Langganan, Komunitas Ini yang Sering Beli
"Kami mengandalkan alam, bersahabat dengannya. Bagaimana di udara, mengenali mencoba untuk saling memahami agar bisa menyelesaikan misi dengan sukses," bebernya.
Sementara Danlanal Balikpapan Kolonel Laut (p) Irwan S.P Siagian mengaku sempat khawatir dengan aksi penerjunaan yang dilakukan oleh Tim Junpur Kopaska.
Pasalnya beberapa hari belakang angin di sekitar perairan teluk Balikpapan bertiup kencang, bahkan kecepatannya mencapai angka 10 knot.
"Namun syukurnya, hari ini cuaca bersahabat," katanya.
Kendati demikian, ia tak bisa menyembunyikan rasa was-was ketika ke enam penerjun tersebut beraksi.
Ia mengaku bahkan sempat menahan nafas cukup lama memperhatikan dengan seksama aksi 6 penerjun tersebut.
Namun perasan itu terbayar lunas dengan kelegaan saat semua penerjun berhasil mendarat sesuai dengan apa yang direncanakan.
"Terjun lalu melakukan pendaratan di atas kapal itu risikonya besar. Harus siap patah. Karena tak menutup kemungkinan bisa nabrak bagian kapal yang keras. Yang parahnya lagi jika jatuh di air bisa mengancam jiwa," ujarnya saat ditemui di Dermaga Semayang Balikpapan. (*)