Korupsi KTP Elektronik
Saksi Kunci Ditembus Peluru, Begini Jadinya Perjalanan Kasus Megakorupsi E-KTP
Kematian Johannes Marliem telah dikonfirmasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Informasi dari kepolisian Los Angeles, Amerika Serikat (AS) menyebut sempat ada insiden seorang pria bersenjata membarikade dirinya di sebuah rumah di kawasan Beverly Grove.
Atas insiden itu polisi menutup seluruh area di sekitar North Edinburgh Avenue. Warga setempat di kawasan tersebut juga dievakuasi oleh otoritas setempat.
Menurut LAPD, pria bersenjata yang diduga Johannes Marliem tersebut sempat menyandera seorang perempuan dan seorang anak yang setelah dinegosiasi akhirnya dibebaskan.
Setelah LAPD dan pasukan Senjata dan Taktik Khusus (SWAT) berhasil memasuki rumah tersebut, pria bersenjata itu ditemukan tewas di dalam.
Diduga pria tersebut tewas akibat luka tembak yang dihasilkan atas perbuatan sendiri, alias bunuh diri.
Sebuah akun Instagram dengan nama @mir_at_lgc membenarkan bahwa insiden di Beverly Grove melibatkan Johannes Marliem, yang disebutnya dengan inisial "JM".
Akun tersebut juga mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan sosok diduga Johannes Marliem tengah berpose dengan seorang CEO Lamborghini.
Tetap Usut
Febri Diansyah menegaskan bahwa pihaknya tetap meneruskan penyidikan korupsi e-KTP.
"Untuk penanganan perkara e-KTP kami punya bukti kuat, penyidikan e-KTP untuk dua tersangka SN (Setya Novanto) dan MN (Markus Nari) tetap jalan,"ujar Febri.
Aktivis antikorupsi juga masih optimis Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dapat menyeret aktor utama kasus korupsi e-KTP (KTP elektronik), meskipun saksi kuncinya, Johannes Marliem tewas di Amerika Serikat (AS).
"Saya masih optimis KPK akan dapat menyeret aktor utama kasus e-KTP," ujar Aktivis Antikorupsi Hendrik Rosdinar.
Manajer Advokasi Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi (YAPPIKA) ini menilai KPK harus maju terus untuk mengungkap mega korupsi e-KTP.
Tewasnya saksi kunci, imbuhnya, diharapkan tidak banyak berpengaruh terhadap upaya KPK.
"Karena saya yakin bukti-bukti kuat sudah dikantongi oleh KPK jauh sebelum peristiwa ini," jelasnya. (Tribun Medan)