Ini 8 Tumbuhan yang Bisa Jadi Obat Mulai Pasca-melahirkan hingga Ssst. . . Sari Rapet dan Obat Kuat
Penduduk etnis asli Kalimatan memiliki pengetahuan tradisional untuk memanfaatkan berbagai tanaman hutan sebagai obat.
Penulis: Amalia Husnul A | Editor: Amalia Husnul A
Kandungan kimia: alkaloid, tanin, karbohidrat
Beberapa etnis Dayak di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan seperti Dayak Paser dan Dayak Amandit menggunakan akar Litu untuk pemulihan pasca-melahirkan, sakit pada tulang dan persedian.
Masyarakat Dayak Paser juga menggunakan ramuan akar Litu direndan akar Ambung untuk pasca-persalinan.
Bagian akar yang masih muda juga dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi.
Caranya, ditumbuk halus, lalu ditambahkan air matang dan diperas.
Bukan diminum lho, air perasan digunakan untuk kumur-kumur.
5. Sembora

Nama latin: Ageratum conyzoides
Nama daerah: Sembora (Kalsel), Tembora (Kaltim), Jukut bau, Bandotan (Indonesia)
Kandungan kmia: saponin, flavonoid, dan polifenol
Tanaman ini merupakan rumput yang biasa tumbuh liar dan ditemukan di pekarangan atau di pinggir jalan di perkampungan.
Banyak etnis Kalimantan mempercayai tumbuhan ini berkhasiat untuk melancarkan persalinan, pasca-melahirkan, mengobati sakit perut, dan batuk.
Cara pemanfaatan daun berbeda, tergantung jenis pengobatan yang dilakukan.
Untuk pasca-melahirkan dan mengobati batuk cukup dengan direbus atau direndam air panas kemudian diminum airnya.
Sementara, untuk sakit perut, daun diremas-remas dan ditambah sedikit kapur, kemudian dioleskan ke bagian perut yang sakit.
6. Karatau

Nama ilmiah: Morus alba L
Nama daerah: Karatau, Keratau, Murbei
Kandungan kimia: Ecdysterone, inokosterone, moracetin, asam amino, asam fumarat, zinc
Murbei mempunyai banyak manfaat, diantaranya memperbanyak ASI.
Caranya dimasak sebagai sayur.
Selain itu, dapat juga mengobati bisul atau radang kulit.
Caranya, rebus daun murbei segar sebanyak satu genggam kemudian diminum untuk membersihkan darah.
Etnis Paser meminum air rebusan daun dan atau akar keratau ini setiap pagi dan sore untuk mengatasi diabetes, hipertensi, dan rematik.
7. Kelakai

Nama daerah: kelakai, kalakai, paku haruan, pakis, lembiding
Nama latin: Stenochlaena palustris (Burm.f) Bedd
Kandungan kimia: zat besi (Fe), kalsium, vitamin C, dan vitamin A
Sebagai perawatan bagi wanita pasca -melahirkan, kelakai memiliki kandungan yang zat besi yang lebih tinggi dari bayam.
Sangat manjur juga bagi wanita hamil, dan dapat meningkatkan produksi air susu ibu (ASI).
Kandungan zat besi pada bayam merah adalah 7,00 mg sementara kelakai bisa mencapai 291,32 mg.
Kelakai dipercaya ampuh mengatasi hipotensi dan anemia.
Etnis Banjar di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan dan Tengah juga menggunakan akar tumbuhan ini sebagai obat kuat (afrodisiak).
Caranya: merendam atau merebus bagian akarnya kemudian meminum airnya.
8. Tabat Barito

Nama ilmiah: Ficus deltoidea Jack
Kandungan kimia: flavonoid, steroid, tanin, triterpenoid, fenol, saponin, dan glikosida.
Etnis Banjar dan Dayak terutama di Kalimantan Selatan menggunakan Tabat Barito sebagai sari rapet atau jamu khusus wanita.
Ini juga dapat digunakan sebagai afrodisiak bagi wanita.
Rebusan daun ini digunakan sebagai jamu pasca-melahirkan.
Masyarakat juga memanfaatkan kerabat beringin ini untuk mengatasi gangguan kulit, sakit pinggang, diabetes, dan wasir. (*)