Ini 8 Tumbuhan yang Bisa Jadi Obat Mulai Pasca-melahirkan hingga Ssst. . . Sari Rapet dan Obat Kuat

Penduduk etnis asli Kalimatan memiliki pengetahuan tradisional untuk memanfaatkan berbagai tanaman hutan sebagai obat.

Penulis: Amalia Husnul A | Editor: Amalia Husnul A
health.howstuffworks.com
Ilustrasi 

TRIBUNKALTIM.CO – Jaman dahulu, belum ada industri farmasi.

Tapi, bukan berarti tidak ada obat lho.

Nenek moyang kita, sudah mengenal berbagai tanaman yang dapat dijadikan obat.

Kalau istilah masyarakat kekinian sekarang, obat herbal.

Nah, dulu, para tetua kita sudah memanfaatkan berbagai jenis tanaman sebagai obat.

Baca: Pengakuan Yuanita, Hampir Meninggal jika tak Diselamatkan Daniel Mananta

Baca: Depresi, Rambut Remaja Ini Bentuknya Mengerikan, Lihat Hasilnya Usai Diperbaiki Bikin Kaget!

Baca: Dukung Pembangunan Apartemen untuk Anggota DPR, Fahri Hamzah: Pandangannya Gitu kan Mulia

Sekarang, ilmu yang mempelajari hubungan antara tanaman dengan manusia adalah etnobotani.

Dikutip dari Wikipedia, Ahli etnobotani bertugas mendokumentasikan dan menjelaskankan hubungan kompleks antara budaya dan penggunaan tumbuhan.

Tujuannya adalah mengetahui bagaimana tumbuhan digunakan, dikelola, dan dipersepsikan pada berbagai lingkungan masyarakat.

Baik sebagai makanan, obat, praktik keagamaan, kosmetik, pewarna, tekstil, pakaian, konstruksi, alat, mata uang, sastra, ritual, serta kehidupan sosial.

Baca: Deretan 5 Paskibraka Cantik yang punya Kesempatan Bawa Bendera Pusaka, Nomor 4 Kece Abis

Baca: Kasihan, Kelihatannya Aja Bahagia, Ternyata Glenn dan Chelsea Baru Saja Dapat Musibah

Baca: Pramuka Berprestasi Dapat Penghargaan

Di beberapa perguruan tinggi, Etnobotani menjadi salah satu mata kuliah khusus.

Salah satu yang menyimpan kekayaan berbagai tanaman yang dapat dijadikan obat adalah hutan Kalimantan.

Penduduk etnis asli Kalimatan memiliki pengetahuan tradisional untuk memanfaatkan berbagai tanaman hutan sebagai obat.

Dari hasil penelitian etnobotani tumbuhan hutan berkhasiat obat yang dilakukan di beberapa kabupaten di tiga provinsi di Kalimantan yakni, Kalimantan TImur, Tengah, dan Selatan, ada ratusan jenis tumbuhan lho yang dapat dimanfaatkan sebagai obat.

Baca: Olyvia Selebgram Hot yang Terobsesi Sama Kim Kardashian, Awas Fotonya Bikin Lutut Lemas!

Baca: Setelah Diperbolehkan Pulang, Postingan Pertama Tora Sudiro di Instagram Bikin Ngakak

Baca: The Power of Emak-emak, Sudah Salah Arus dan Terhimpit Mobil Malah Balik Ngomel

Dikutip dari kajian yang dilakukan Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam (Balitek KSDA) Samboja, Kalimantan Timur, berikut delapan tumbuhan yang berkhasiat obat:

1. Kedemba

Kedemba atau kratom yang bernama ilmiah Mitragyna speciosa Korth.
Kedemba atau kratom yang bernama ilmiah Mitragyna speciosa Korth. (toptropical/entheology)

Ada beberapa nama daerah, yakni kedemba (menurut orang Kutai), kratom, dan puri.

Nama ilmiahnya, Mitragyna speciosa Korth.

Kandungan kimia: Alkaloid

Etnis Kutai di Kalimantan TImur menggunakan air rebusan kulit batang pohon ini untuk pengobatan satu minggu pasca-melahirkan.

Tanaman ini juga dapat mengatasi demam.

2. Durian

Durio ziberthinus Murray yang punya nama daerah durian
Durio ziberthinus Murray yang punya nama daerah durian (kiberis.ru)

Nama daerah: durian, duren, derian

Nama latin: Durio ziberthinus Murray yang sinonim dengan Durio acuminatissima Merr

Eitss.. bukan buahnya lho ya.

Etnis Kutai di daerah Kutai Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur meyakini khasiat kulit batang durian untuk mengobati pasca-melahirkan.

Sementara etnis Kutai di Menamang, masih di kabupaten yang sama menggunakan kulit batang durian sebagai campuran bahan bedak dingin untuk menghaluskan kulit wajah.

Selain sebagai bedak dingin, bagi wanita pasca-melahirkan juga dibalurkan bedak dingin ini ke seluruh tubuhnya.

3. Kayu serai

Kayu serai yang bernama ilmiah Syzygium sp
Kayu serai yang bernama ilmiah Syzygium sp (wikimedia)

Nama latin: Syzygium sp.

Kandungan kimia: Polifenolat, tanin, steroid, kuinon, saponin

Untuk wanita pasca-melahirkan biasanya diminumkan air rebusan kulit bagian dalam yang terdapat pada batang pohon kayu serai.

Ini dilakukan masyarakat Kutai di Menamang, Kalimantan Timur.

Selain itu, dapat juga digunakan untuk mengobati diare, ambeien.

Agar awet, masyarakat biasanya menjemur kulit batang sehingga dapat disimpan untuk digunakan sewaktu-waktu.

4. Litu atau Mintu

Litu atau mintu yang bernama latin Ligodium circinatum
Litu atau mintu yang bernama latin Ligodium circinatum (natureloveyou.sg)

Nama latin: Ligodium circinatum (Burm.f) Sw.

Kandungan kimia: alkaloid, tanin, karbohidrat

Beberapa etnis Dayak di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan seperti Dayak Paser dan Dayak Amandit menggunakan akar Litu untuk pemulihan pasca-melahirkan, sakit pada tulang dan persedian.

Masyarakat Dayak Paser juga menggunakan ramuan akar Litu direndan akar Ambung untuk pasca-persalinan.

Bagian akar yang masih muda juga dapat digunakan untuk mengobati sakit gigi.

Caranya, ditumbuk halus, lalu ditambahkan air matang dan diperas.

Bukan diminum lho, air perasan digunakan untuk kumur-kumur.

5. Sembora

Sembora atau Ageratum conyzoides
Sembora atau Ageratum conyzoides (lucidcentral.org)

Nama latin: Ageratum conyzoides

Nama daerah: Sembora (Kalsel), Tembora (Kaltim), Jukut bau, Bandotan (Indonesia)

Kandungan kmia: saponin, flavonoid, dan polifenol

Tanaman ini merupakan rumput yang biasa tumbuh liar dan ditemukan di pekarangan atau di pinggir jalan di perkampungan.

Banyak etnis Kalimantan mempercayai tumbuhan ini berkhasiat untuk melancarkan persalinan, pasca-melahirkan, mengobati sakit perut, dan batuk.

Cara pemanfaatan daun berbeda, tergantung jenis pengobatan yang dilakukan.

Untuk pasca-melahirkan dan mengobati batuk cukup dengan direbus atau direndam air panas kemudian diminum airnya.

Sementara, untuk sakit perut, daun diremas-remas dan ditambah sedikit kapur, kemudian dioleskan ke bagian perut yang sakit.

6. Karatau

Morus alba yang di Indonesia dikenal dengan nama daerah murbei, karatau, atau keratau
Morus alba yang di Indonesia dikenal dengan nama daerah murbei, karatau, atau keratau (plants.ces.ncsu.ed)

Nama ilmiah: Morus alba L

Nama daerah: Karatau, Keratau, Murbei

Kandungan kimia: Ecdysterone, inokosterone, moracetin, asam amino, asam fumarat, zinc

Murbei mempunyai banyak manfaat, diantaranya memperbanyak ASI.

Caranya dimasak sebagai sayur.

Selain itu, dapat juga mengobati bisul atau radang kulit.

Caranya, rebus daun murbei segar sebanyak satu genggam kemudian diminum untuk membersihkan darah.

Etnis Paser meminum air rebusan daun dan atau akar keratau ini setiap pagi dan sore untuk mengatasi diabetes, hipertensi, dan rematik.

7. Kelakai

Kelakai yang bernama latin Stenochlaena palustris
Kelakai yang bernama latin Stenochlaena palustris (tropical.theferns.info)

Nama daerah: kelakai, kalakai, paku haruan, pakis, lembiding

Nama latin: Stenochlaena palustris (Burm.f) Bedd

Kandungan kimia: zat besi (Fe), kalsium, vitamin C, dan vitamin A

Sebagai perawatan bagi wanita pasca -melahirkan, kelakai memiliki kandungan yang zat besi yang lebih tinggi dari bayam.

Sangat manjur juga bagi wanita hamil, dan dapat meningkatkan produksi air susu ibu (ASI).

Kandungan zat besi pada bayam merah adalah 7,00 mg sementara kelakai bisa mencapai 291,32 mg.

Kelakai dipercaya ampuh mengatasi hipotensi dan anemia.

Etnis Banjar di Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan dan Tengah juga menggunakan akar tumbuhan ini sebagai obat kuat (afrodisiak).

Caranya: merendam atau merebus bagian akarnya kemudian meminum airnya.

8. Tabat Barito

Ficus deltoidea Jack yang punya nama daerah Tabat Barito
Ficus deltoidea Jack yang punya nama daerah Tabat Barito (toptropicals.com)

Nama ilmiah: Ficus deltoidea Jack

Kandungan kimia: flavonoid, steroid, tanin, triterpenoid, fenol, saponin, dan glikosida.

Etnis Banjar dan Dayak terutama di Kalimantan Selatan menggunakan Tabat Barito sebagai sari rapet atau jamu khusus wanita.

Ini juga dapat digunakan sebagai afrodisiak bagi wanita.

Rebusan daun ini digunakan sebagai jamu pasca-melahirkan.

Masyarakat juga memanfaatkan kerabat beringin ini untuk mengatasi gangguan kulit, sakit pinggang, diabetes, dan wasir.  (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved