Duh, 100 Bayi Meninggal Massal di Satu Rumah Sakit, Orangtua Temukan Fakta Mengerikan

"Saya siap menggali makam mereka untuk keperluan post mortem," ujar sang ayah bayi kembar.

SAMIRATMAJ MISHRA
Bayi kembar berusia delapan hari merupakan dua dari sekitar 100 bayi yang meninggal massal di rumah rumah sakit umum di kawasan India utara. 

Pemerintah membantah laporan-laporan media yang sebelumnya menyebutkan penyebabnya adalah pemutusan suplai oksigen karena tagihan yang belum dibayar.

 

 
Kematian puluhan anak itu dalam waktu 10 hari, tambah pemerintah, disebabkan encephalitis atau peradangan otak.

Keputusan pengadilan tinggi di Allahabad ini diambil setelah munculnya petisi yang meminta penyelidikan hukum atas hal yang sebenarnya terjadi di balik kematian anak-anak itu.

 
Awalnya adalah sekitar pukul 20.00 waktu setempat, pada 9 Agustus lalu, seorang dokter mengabarkan petani bernama Brahmadev Yadav tentang kematian bayi laki-laki dan kondisi kritis bayi perempuannya.
 
India
Brahmadev Yadav kehilangan dua bayi kembarnya di rumah sakit Baba Raghav Das Medical College.(SAMIRATMAJ MISHRA)

Yadav (30) dan istrinya, Suman, memiliki bayi kembar setelah berupaya mempunyai anak selama delapan tahun terakhir. Bayi kembar itu baru berusia satu pekan.

Setelah didiagnosis mengalami demam, Yadav membawa dua bayinya ke Baba Raghav Das Medical College di Distrik Gorakhpur yang berada di Uttar Pradesh, negara bagian di India utara.

"Tidak ada yang memberitahu kami tentang isu oksigen," kata Yadav kepada wartawan BBC Hindi, Samiratmaj Misra, sembari terisak mengingat peristiwa tersebut.

Namun ketika Yadav melihat bayi perempuannya memuntahkan darah, dia sadar paru-paru putrinya kehabisan oksigen. Bayinya meninggal dunia malam itu.
 

"Seperti itu jugalah anak-anak yang lain meregang nyawa. Semua orang menangis, berteriak, memeluk anak-anak mereka, dan membawa mereka pulang. Apa lagi yang dapat mereka lakukan?"

Kematian pertama di rumah sakit itu dilaporkan pada 7 Agustus lalu.

Namun kabar itu baru menjadi pemberitaan utama media massa empat hari kemudian, ketika angka kematian secara cepat bertambah. Sebanyak 30 kematian lain terjadi antara 10 dan 11 Agustus.

India
Arushi meninggal duni 10 Agustus 2017 di Baba Raghav Das Medical College. (DOKUMEN PRIBADI)

Sejumlah media melaporkan rumah sakit itu kehabisan oksigen sehingga menyebabkan kematian 60 anak dalam jangka waktu lima hari.

Di sisi lain, meskipun mengakui suplai oksigen kacau, pejabat pemerintah setempat berkeras hal itu bukanlah penyebab kematian massal tersebut.

Mayoritas korban meninggal di ruang perawatan intensif bayi atau ketika sedang mendapatkan penanganan penyakit encephalitis, sebuah peradangan otak mematikan yang merajalela di kawasan itu selama beberapa dekade terakhir.

Baik pemerintah negara bagian maupun pihak rumah sakit menyebut bayi-bayi tersebut meninggal akibat mengidap sejumlah penyakit, termasuk encephalitis.

Menyusul reaksi publik atas kejadian itu, pemerintah menjatuhkan sanksi untuk pejabat utama di kampus kedokteran itu karena menunda pembayaran ke penyedia oksigen.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved