HUT Kemerdekaan RI
Perempuan di Masa Revolusi, Simak Kisah Remaja Tercantik yang Jadi Mata-mata
Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan harus tetap dilakukan untuk menjaga eksistensi Republik ini.
Soenarjo bergegas menyiapkan kepergiannya ke India meski saat itu tak punya uang dan paspor.
Baca: Kuliner Yogyakarta Memang Mantap! Cobain 5 Menu Ini yang Bikin Kamu Berkeringat!
Baca: Ternyata Caisar Sudah tak Pernah Pulang Sejak Kembali Joget di Layar Kaca
Baca: Iris Bella Dicium Pria Lain, Loh Putus dengan Giorgino Abraham?
Untungnya, Dewi Fortuna berpihak kepadanya.
Seorang pengusaha asal India, Biju Patnaik, akan segera kembali ke negaranya.
Bersama dengan dua orang lainnya, Oetami Soerjadharma dan Joelie Soelianti Sarosa, serta seorang wartawan harian Merdeka bernama Herawati Diah; Soenarjo akhirnya bertolak ke India dengan menumpang pesawat Dakota Kalinga Airline milik Patnaik.
Selama di India, mereka tidak mau membuang-buang waktu.
Delegasi dadakan ini menjadi latar perjuangan untuk pengakuan de jure bagi Republik Indonesia.
"Jadi itu sama pentingnya dengan yang dilakukan di medan perang, mereka menceritakan, dan bertemu dengan banyak orang untuk memperkenalkan Republik Indonesia," kata Galuh.
Kisah perjuangan lain juga ditampilkan oleh sosok Marsilah, kembang desa asal kampung Klitren Kidul Yogyakarta yang saat itu masih berusia 16 tahun.
Marsilah yang punya paras cantik 'didaulat' menjadi mata-mata.
Bak Black Widow dalam film super hero The Avengers, Marsilah bertugas memikat hati seorang inspektur polisi pribumi yang memihak Belanda.
Bernama Ikhsan, polisi tersebut terkenal kejam dan juga seorang hidung belang.
Ikhsan yang terpikat dengan kecantikan Marsilah, dengan mudah menuruti kemauan gadis tersebut untuk berjalan-jalan ke toko perak.