Ini Penyebab Matinya Lumba-lumba di Pantai Melawai Menurut DLH
Ia menjelaskan, lumba-lumba sangat bergantung pada sonar yang ada di tubuhnya.
Penulis: Budi Susilo |
Baca: Anggota DPRD Ini Dapat Perlakuan Kasar dari Petugas Imigrasi Malaysia, Simak Kisahnya Mengaduk Emosi
Sebab katanya, diperkirakan lumba-lumba di Teluk Balikpapan masih ada berjumlah sekitar puluhan ekor.
"Di laut airnya tercemar limbah dipastikan semua ikan bakal mati. Tapi kenapa hanya satu saja," ungkapnya.
Namun dia sangat sedih atas kematian tersebut, mengingat lumba-lumba sudah menjadi kebanggaan bagi warga Balikpapan.
Di tempat lain mungkin sulit dijumpai.
Seharusnya, lumba-lumba berhak hidup, patut dilestarikan jangan diburu dan dibunuh.
Saat ditemukan lumba-lumba mati di Pantai Melawai telah berkondisi buruk.
Kulit lumba-lumba sudah ada yang terkelupas dan bagian perutnya sudah keluarkan usus.
Sebelumnya, kematian lumba-lumba yang berjenis Neophocaena phocaenoides tersebut juga sangat disesalkan sejumlah kalangan pegiat aktivis lingkungan.
Kematian lumba-lumba di Pantai Melawai Balikpapan ini diduga bukan karena secara alamiah.
Ini diungkapkan, Hery Saputro, aktivis Forum Peduli Teluk Balikpapan yang menyampaikan ke Tribunkaltim.co pada Rabu (23/8/2017).
Dia bersama tim relawan menduga, kematian lumba-lumba bukan karena faktor usia apalagi karena cuaca buruk.
"Kami turun ke lapangan melihat langsung bangkai lumba-lumba. Memang sudah tidak lagi bernyawa, kondisinya mengenaskan," ujarnya.
Hery bersama rekan lainnya melakukan olah tempat kejadian perkara di bibir Pantai Melawai pada Selasa (22/8/2017) sore.
"Kami mengambil penanganan, ternyata nyawanya tidak bisa lagi diselamatkan. Kami identifikasi kenapa lumba-lumba bisa tewas di pinggir pantai," ungkapnya.