Tentara Myanmar Tembaki Warga Rohingya Bertubi-tubi, Anak dan Balita Tewas Bergelimpangan
"Paman saya sendiri terpaksa melarikan diri dari pemerintah dan militer," katanya kepada Al Jazeera.
Aziz Khan, seorang penduduk Maungdaw, mengatakan bahwa tentara tersebut menyerang desanya pada hari Jumat pagi dan mulai menembaki secara membabi buta ke mobil dan rumah orang-orang.
"Pasukan pemerintah dan polisi penjaga perbatasan membunuh setidaknya 11 orang di desaku. Ketika mereka tiba, mereka mulai menembaki segala sesuatu yang bergerak. Beberapa tentara kemudian melakukan serangan pembakaran," ungkapnya.
"Perempuan dan anak-anak juga termasuk di antara korban tewas. Bahkan bayi pun ikut jadi korban," ungkapnya.
Baca juga:
Bukan Rio Haryanto, tapi Pemuda Indonesia ini yang Dipilih jadi Pembalap Resmi di Tim F 1
Raih Emas SEA Games, Atlet Kaltim Dilirik Daerah Lain
Duh, Usai Dikandaskan Mayweather, Conor McGregor Harus Ambil Pilihan yang Sulit
Duh, Septian David Maulana Unggah Foto Begini Sebelum Laga Indonesia Vs Myanmar
Perebutan Perunggu Melawan Myanmar, Timnas Indonesia Ingin Beri 'Obat' Kecewa Kepada Supporter
Geser Indonesia, Thailand Resmi Jadi Tuan Rumah Perhelatan MotoGP
Ro Nay San Lwin, seorang aktivis Rohingya dan blogger yang berbasis di Eropa, mengatakan ada sekitar 5.000 - 10.000 orang diusir dari rumah mereka oleh serangan baru-baru ini.
Dengan menggunakan jaringan aktivis di lapangan untuk mendokumentasikan konflik tersebut, San Lwin mengatakan bahwa masjid dan madrasah telah dibakar habis, dengan ribuan muslim terdampar tanpa makanan dan tempat berlindung.
"Paman saya sendiri terpaksa melarikan diri dari pemerintah dan militer," katanya kepada Al Jazeera.
"Tidak ada bantuan dari pemerintah, malah rumah rakyat telah hancur dan barang-barang mereka dijarah. Tanpa makanan, perlindungan dan perlindungan, mereka tidak tahu kapan mereka akan dibunuh," ucapnya.
Berbicara kepada Al Jazeera dengan nama samaran, Myint Lwin, penduduk kota Buthidaung, mengatakan bahwa ketakutan telah mencengkeram keluarga di sana.