Tentara Myanmar Tembaki Warga Rohingya Bertubi-tubi, Anak dan Balita Tewas Bergelimpangan

"Paman saya sendiri terpaksa melarikan diri dari pemerintah dan militer," katanya kepada Al Jazeera.

(Reuters via The Guardian)
Tentara Myanmar memantau pergerakan militan. 

"Orang-orang telah berbagi video tentang pembunuhan wanita dan anak-anak yang tak bersalah dibunuh dan ditembak mati. Anda tidak bisa mulai membayangkan betapa takutnya kita," ujarnya.

Baca juga:

Pemimpin Korut Kim Jong Un Nyatakan Penembakan Rudal ke Jepang Hanyalah Pemanasan

Main Petak Umpat Dengan Saudara, Bocah Tujuh Tahun Terperangkap Dalam Mesin Cuci

Wow, ini Harga Sewa Hotel Tempat Pernikahan Anak Budi Waseso dan Budi Gunawan Berlangsung

Foto Pria Meninggal Sambil Tersenyum Hebohkan Media Sosial, Ternyata Ini Kegiatannya Semasa

Terharu, Demi Jaga Sapi Jokowi, Pria Asal Mandar Lakukan Hal Seperti ini

Kena 'Jebak' Akbar Faisal, Begini Balasan Jonru di Facebooknya

Jonru Ngamuk Sambil Lakukan ini Karena Merasa Dijebak Akbar Faisal

Demi Dapat Duit Putri Orang Terkaya di Indonesia Masih Mau Lakukan Pekerjaan ini

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan puluhan pria, wanita dan anak-anak melarikan diri hanya dengan pakaian di punggung mereka saat mencari perlindungan di sawah dan sawah.

Keamanan telah memburuk tajam di Rakhine sejak pemerintah Aung San Suu Kyi mengirim ribuan tentara ke desa Rohingya dan dusun Oktober lalu setelah sembilan polisi tewas oleh kelompok bersenjata Rohingya yang dicurigai dalam serangan terhadap pos-pos perbatasan.

Serangan pasukan keamanan telah dilanda oleh tuduhan pembakaran, pembunuhan dan pemerkosaan; Dan memaksa lebih dari 87.000 Rohingya untuk melarikan diri ke Bangladesh.

Negara bagian Rakhine adalah rumah bagi sebagian besar 1,1 juta orang Myanmar Rohingya, yang hidup sebagian besar dalam kemiskinan dan menghadapi diskriminasi yang meluas oleh mayoritas umat Buddha.

Kaum minoritas secara luas dicerca sebagai migran ilegal dari Bangladesh, meskipun telah tinggal di daerah tersebut selama beberapa generasi.

Mereka dianggap tidak memiliki kewarganegaraan oleh pemerintah dan PBB yakin tindakan keras tentara tersebut mungkin berjumlah pembersihan etnis - sebuah tuduhan yang dipaksakan pemerintah Aung San Suu Kyi dengan keras.

Penulis: Yudhi Maulana Aditama (Tribunnews Bogor)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved