Tragedi Kemanusiaan Rohingya

Ini Kata Umat Budha Aceh Soal Ashin Wirathu, Pembenci Rohingya, Dalang Gerakan Anti-Islam di Myanmar

Sosok yang berkepala pelontos itu adalah seorang biksu Budha yang disebut-sebut sebagai penggerak kaum Budha untuk membantai muslim Rohingya.

Editor: Amalia Husnul A
vimeo.com
Ashin Wirathu 

TRIBUNKALTIM.CO - Aksi kekerasan dan pembantaian etnis Rohingya oleh Myanmar baru-baru ini telah mengingatkan publik pada Ashin Wirathu.

Sosok yang berkepala pelontos itu adalah seorang biksu Budha yang disebut-sebut sebagai penggerak kaum Budha untuk membantai muslim Rohingya.

Baca: Sepuluh Saksi Tidak Hadir, Sidang Lanjutan TPK Palaran Ditunda

Baca: Punya Istri Baru, Pria Ini Lakukan Hubungan Intim 10x Sehari, Setelah 3 Bulan, Ini yang Dialaminya

Baca: Jelang Pilgub Kaltim 2018, KPU Butuh Ribuan Tenaga Honor

Dalam konferensi pers di Vihara Dharma Bhakti, Peunayong, Banda Aceh, Senin (4/9/2017), Serambinews.com menanyakan tentang sosok biksu tersebut.

Wakil Sekretaris Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Aceh, Fajar Saputra, mengatakan, untuk menjadi biksu tersebut harus menaati lebih kurang 200 aturan.

Wakil Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Aceh, Fajar Saputra.
Wakil Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) Aceh, Fajar Saputra. (Serambinews/Subur Dani)

“Salah satunya adalah sila pertama Pancasila Buddhis, yaitu tidak boleh membunuh. Ini aturan yang harus dipatuhi seorang biksu,” kata Fajar.

Jadi, sosok Ashin Wirathu, menurut Fajar memang sudah tidak dianggap sebagai biksu, karena ia diduga kuat telah melakukan kejahatan kemanusian tersebut.

Baca: Pembenci Rohingya, Dalang Gerakan Anti-Islam di Myanmar, Ini 6 Fakta Mengerikan Biksu Ashin Wirathu

Baca: Imigrasi Bekuk Biksu China yang Jadi Pengemis

Baca: Sakti, Biksu Buddha Meditasi di Atas Panci Berisi Air Mendidih

“Jika telah membunuh, dia tidak lagi dikategorikan sebagai biksu, dia telah melanggar aturan dan memang sudah tidak diakui sebagai biksu.

Jadi, kami umat Budha tidak pernah menganggap Ashin Wirathu seoroang biksu,” tegasnya.

Sebelumnya, sudah sekitar 87.000 pengungsi etnis minoritas Rohingya telah tiba di Banglades sejak kekerasan meletus di negara tetangga Myanmar pada 25 Agustus, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Senin (4/9/2017).

Ribuan minoritas Rohingya tanpa kewarganegaraan itu telah meninggalkan Myanmar.

Mereka memenuhi wilayah perbatasan kedua negara sejak pertempuran terbaru itu meletus.

Baca: Miris! Padahal Sudah Cerai, tapi Wanita Ini Masih Diginiin Mantan Suaminya

Baca: Rachmat Irianto, si Ganteng yang Terpilih Jadi Kapten Timnas Sepakbola U-19 di Piala AFF 2017

Baca: Waduh. . . Bertubi-tubi, Petugas Klub Malam di Korea Selatan Pukuli Wanita Pelajar Indonesia

Kedatangan pengungsi baru itu menambah beban berat bagi kamp-kamp pengungsi Rohingya yang sudah penuh sesak di Banglades, yang lari dari kekerasan pada Oktober 2016.

Penumpukan persoalan itu menimbulkan kekhawatiran akan krisis kemanusiaan parah.

Karena para aktivis masih kesulitan untuk menangani derasnya arus pengungsian itu.

Sekitar 20.000 orang telah berkumpul di perbatasan.

Baca: Netizen Gagal Fokus, Nikita Willy Pamer Foto di Kolam Renang Bareng Sang Adik

Baca: Lo Cocoknya Sama Pejabat, StresTerintimidasi, AM Habisi Istrinya, PNS Cantik BNN

Baca: Cara Sederhana Mengetahui Kepribadianmu, Dapatkan Hasilnya dari 4 Gambar Ini

Mereka sedang mengantre untuk masuk ke Banglades, demikian kata PBB dalam sebuah laporan.

Dhaka, ibu kota Banglades meningkatkan kontrol di perbatasan menyusul kekerasan terbaru di negara bagian Rakhine, Myanmar pada 25 Agustus lalu.

Kekerasan di Myanmar ini mencuatkan salah satu Biksu Budha Ashin Wirathu.

Baca: Pegawai BNN Cantik Itu Diduga Tewas di Tangan Suaminya, Berikut Fakta dari Terduga Pelaku

Baca: Novel Tidak Benci Polisi, Tapi Kritik Aris Budiman yang Sembarang Rekrut Penyidik KPK

Baca: Pengemudi Taksi Online Izin Bawa Sang Istri, Selanjutnya Bikin Kaget, Rupanya Sang Istri Adalah. . .

Biksu yang disebut sebagai penggerak kaum Buddha di Myanmar untuk menyerang Rohingya.

Nama tersebut kembali menjadi sorotan publik menyusul tragedi genosida etnis Rohingya yang kembali mencuat ke permukaan.

Ashin Wirathu adalah pimpinan kelompok kontroversial 969. (*)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved