Ketika SPBU di Berau 'Dikuasai' Para Pengecer, Warganet: Kasih Mereka Pelajaran!

Seorang warganet bernama Evi Dahlia bahkan mengaku tidak pernah lagi membawa motornya masuk SPBU selama 1 tahun 7 bulan

Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
KOLASE/TRIBUNKALTIM.CO
Ilustrasi 

"Sy sdh 13 thn di Berau sllu beli bensin eceran. Betapa tdk, antrian sllu dipenuhi pengetab.untuk sekedar dpt 2ltr hrus ngantri berjam-jam," komentar Aan Azzikra.

Bolak-balik Isi BBM di SPBU

Diberitakan sebelumnya, Kapolres Berau AKBP Andy Ervyn melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah SPBU, Selasa (5/9/2017).

Kapolres Berau, AKBP Andy Ervyn melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah SPBU. Selama sepekan terkahir, terjadi kelangkaan BBM di wilayah ini.
Kapolres Berau, AKBP Andy Ervyn melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah SPBU. Selama sepekan terkahir, terjadi kelangkaan BBM di wilayah ini. (Tribun Kaltim/Geafry Necolsen)

Meski BBM masih tersedia di SPBU, namun masyarakat terpaksa membeli di eceran karena merasa tak sanggup mengantre di bawah terik matahari.

Sementara antrean memanjang hingga keluar SPBU hanya untuk membeli beberapa liter saja.

Para pengetap BBM menguasai antrean.

Baca: Aktor Ganteng ini Bongkar Keburukan Istrinya yang kini Dekat dengan Billy Syahputra

Mayoritas menggunakan sepeda motor Suzuki Thunder yang spesifikasi tangki BBMnya memang besar, menghabiskan jatah untuk masyarakat yang lain dengan bolak-balik mengisi BBM di SPBU.

"Bahkan tadi kami mendapati ada yang membeli BBM menggunakan jerigen," kata Kapolres Berau, Andy Ervyn, Selasa (5/9/2017) pukul 15.30 wita. 

Baca: Biadab! Suami Tega Potong Kaki Istirinya hingga Putus, Padahal Alasan Cuma Karena Hal Ini

Menurut Andy Ervyn, BBM jenis tertentu seperti Pertalite, Pertamax dan Solar Dex memang bisa dibeli dengan jerigen, karena BBM jenis ini merupakan non subsidi.

Namun karena 'diborong' oleh para pengetap, BBM yang mestinya bisa didistribusikan secara merata, dikuasasi oleh para pengetap dan pengecer BBM.

"Kuota SPBU yang terbatas jadi cepat habis. Karena itu masyarakat akhirnya membeli BBM eceran dengan harga yang lebih mahal. Itu kan sama saja menyusahkan masyarakat yang lain," tegas Andy. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved