Sering Kami Dituduh Fasilitasi PKI, Itu Gak Benar, Tapi Massa Tetap Kepung Kantor YLBHI
Kantor Yayasan Lembaga Hukum Indonesia ( YLBHI) tampak mencekam, Minggu (17/9/2017) malam.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Kantor Yayasan Lembaga Hukum Indonesia ( YLBHI) tampak mencekam, Minggu (17/9/2017) malam.
Pantauan Kompas.com, gerbang kantor YLBHI dikunci rapat dan dijaga oleh puluhan aparat kepolisian. Kantor YLBHI nampak gelap. Lampu-lampu dimatikan.
Hanya beberapa orang saja yang duduk-duduk di tangga menuju pintu masuk yamg tertutup rapat.
Sejak pukul 21.30 WIB, puluhan massa yang mengklaim dari kelompok anti-komunis menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/9/2017).
Mereka pun memadati dua gerbang YLBHI yang berada di sebelah timur dan selatan.
Salah seorang juru bicara dari massa yang berdemonstrasi meminta perwakilan masuk ke dalan kantor YLBHI.
Awalnya puluhan massa itu mendatangi kantor YLBHI sekitar pukul 21.30 WIB tanpa membawa spanduk atau pun atribut aksi. Mereka berorasi, meminta pihak YLBHI menghentikan acara diskusi.
Mereka menganggap diskusi tersebut membicarakan soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Ganyang PKI! Ganyang PKI," teriak massa aksi.
Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur menuturkan bahwa pihaknya memang menyelenggarakan acara diskusi sejak sore tadi.
Namun, diskusi membahas soal darurat demokrasi dan tidak terkait PKI. Diskusi tersebut, kata Isnur, juga mengundang seniman, budayawan dan akdemisi.
"Hari ini ada penampilan seni dari seniman dan budayawan. Mengangkat isu darurat demokrasi," kata Isnur.
"Seringkali kami dituduh fasilitasi acara PKI, itu sama sekali enggak benar," ujar dia.
Hingga pukul 22.00 WIB, demonstran masih mengepung kantor YLBHI.
Sementara, puluhan aparat kepolisian dari sudah berjaga di sekeliling kantor YLBHI. Mereka membawa tongkat, perisai dan helm pengaman.
Ada juga personel membawa pelontar gas air mata. Akibat aksi tersebut, lalu lintas di ruas Jalan Diponegoro macet total.
100 Peserta Diskusi Tertahan
Lebih dari 100 orang peserta diskusi dan pagelaran seni #DaruratDemokrasi tertahan di dalam kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia ( YLBHI), Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (17/9/2017) jelang tengah malam.
Peserta diskusi terdiri dari mahasiswa, aktivis, akademisi dan beberapa orang lanjut usia.
Mereka tertahan dan tidak bisa pulang, lantaran puluhan massa yang mengklaim dari kelompok anti-komunis menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor YLBHI sejak pukul 21.30 WIB.
"Masih ada sekitar 100 orang di dalam gedung. Tadi sore mereka yang datang ke YLBHI untuk menonton pagelaran seni dan diskusi," ujar Direktur YLBHI Asfinawati saat dihubungi.
Tanpa membawa spanduk atau atribut, peserta demonstrasi berorasi meminta pihak YLBHI menghentikan acara diskusi.
Selain itu mereka juga memaksa masuk ke dalam gedung YLBHI. Mereka menganggap diskusi tersebut membicarakan soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Hingga pukul 23.00 WIB, massa masih mengepung kantor YLBHI. Sementara, puluhan aparat kepolisian dari sudah berjaga di sekeliling kantor YLBHI. Mereka membawa tongkat, perisai dan helm pengaman.
Ada juga personel membawa pelontar gas air mata. Akibat aksi tersebut, lalu lintas di ruas Jalan Diponegoro macet total.
Bentrokan antara aparat keamanan dengan massa yang mengepung kantor Yayasan Lembaga Bantuam Hukum Indonesia ( YLBHI), di Menteng, Jakarta Pusat berangsur reda.
Bentrokan mulai mereda pada Senin (18/9/2017) sekitar pukul 02.30 WIB. Massa yang sebelumnya bentrok dengan aparat di samping YLBHI dan Jalan Diponegoro dapat dipukul mundur petugas.
Massa berhamburan ke arah Salemba, Cikini, dan Tugu Proklamasi. Tidak ada lagi terdengar tembakan gas air mata atau bunyi batu dan botol pecah yang dilemparkan.
Namun, di Tugu Proklamasi misalnya, dari kejauhan massa aksi terlihat masih berkumpul. Aparat polisi di titik ini berdiri membentuk barikade.
Jalan Diponegero juga masih ditutup total.
Sementara itu, pasca-bentrokan, aparat kepolisian mengamankan sejumlah orang. Sekitar empat orang yang diduga dari pihak massa pengepung YLBHI diamankan polisi.
Mereka sempat mengelak ikut terlibat aksi bentrokan dengan aparat itu dan mengaku hanya berjaga-jaga di sekitar lokasi. Akan tetapi, mereka tidak bisa mengelak lantaran di bagian pipinya memakai odol.
Odol memang biasa dipakai untuk mengurangi dampak mata yang pedih akibat gas air mata.
"Kamu jaga bisa pakai odol (di pipi) itu, jaga apa," kata seorang petugas.
Akhirnya orang itu diamankan.
Situasi di sekitar YLBHI nampak sudah mulai tenang dari kerusuhan. Sekitar 100 orang yang ada di dalam kantor YLBHI pun mulai dievakuasi keluar.(*)