Viral di Sosmed

Siapa Sosok Dibalik Penghentian Tayang Film G30S/PKI? Netizen Tanya ke Akun Twitter TNI AU

Dihentikan sejak 1998, film Pengkhianatan G30S/PKI rencananya akan diputar dalam acara nonton bareng (nobar) yang dicanangkan oleh TNI.

(Shanghaiist)
ILUSTRASI - Partai Komunis China. 

TRIBUNKALTIM.CO - Dihentikan sejak 1998, film Pengkhianatan G30S/PKI rencananya akan diputar dalam acara nonton bareng (nobar) yang dicanangkan oleh TNI.

Edaran nobar dibuat TNI AD kepada seluruh jajarannya.

Perintah digelarnya nobar itu tertuang lewat sebuah surat.

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo pun membenarkan bahwa ada rencana untuk menggelar acara nobar tersebut dan telah melaporkannya kepada Menteri Dalam Negeri Tjhajo Kumolo.

Baca juga:

Reaksi Saddil Ramdani Tuai Kontroversi, Netizen Menghujat, Bapak Asuh Ungkap Fakta Terkini

Ungkap Kenangan dengan Stadion Parikesit, Balistik: 'Engkau Masih Dalam Ingatan Kami'

Tak Hanya Pemirsa Televisi, Komentator Ini Juga Ngakak Lihat Ekspresi si Presenter Jebret

VIDEO - Duh, Neymar dan Cavani Bersitegang, Pelatih PSG Angkat BIcara

LIVE STREAMING - Indonesia U-16 VS Timor Leste, Lanjutkan Hasil Positif

Video Aksi Valentino Simanjuntak saat jadi Komentator Piala AFF, Temannya Sampai Terbahak-bahak

Lama tak Digunakan, ini Kondisi Terakhir Stadion Persiba

Sejalan dengan rencana tersebut, netizen dikejutkan dengan sebuah kabar tentang sosok dibalik penghentian pemutaran film tersebut.

Netizen mengunggah sebuah artikel Historia tentang cerita di balik menghentikan penayangan film Pengkhianatan G 30 S/PKI.

Dalam artikel itu dipaparkan permintaan penghentian tersebut justru berasal dari kalangan TNI sendiri, yakni TNI AU.

Pemutaran Film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI), adalah untuk mengingatkan kepada seluruh anak bangsa dan generasi muda, jangan sampai peristiwa yang sama terulang kembali karena sangat menyakitkan. Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi dan Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dihadapan wartawan, usai melakukan ziarah di makam Bung Karno bertempat di Jl. Candi Surawana No. 10, Bendogerit, Blitar, Jawa Timur, Senin (18/9/2017). (Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.)
Pemutaran Film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G 30 S/PKI), adalah untuk mengingatkan kepada seluruh anak bangsa dan generasi muda, jangan sampai peristiwa yang sama terulang kembali karena sangat menyakitkan. Hal tersebut dikatakan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi dan Kasau Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dihadapan wartawan, usai melakukan ziarah di makam Bung Karno bertempat di Jl. Candi Surawana No. 10, Bendogerit, Blitar, Jawa Timur, Senin (18/9/2017). (Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.) (Puspen TNI/Kolonel Inf Bedali Harefa, S.H.)

Dua mantan KSAU, Laksamana Madya Udara TNI (Purn.) Sri Mulyono Herlambang dan Marsekal TNI (Purn.) Saleh Basarah disebut tokoh yang mengusulkan penghentian itu.

Alasannya waktu itu adalah film tersebut terlalu memojokkan TNI AU yang dituding terlibat Gerakan 30 September 1965.

Baca juga:

Lagi, Pipa PDAM Bocor, IPAM Batu Ampar Turun Produksi, Ini Daerah Terganggu

Ketua Umum PP Kecewa Gubernur Awang tak Hadir

Hati-hati Oli Tumpah di Jalan MT Haryono, Banyak Motor Tergelincir

Stadion Sempaja Samarinda Mendadak Berwarna Loreng Oranye Hitam

Sistem Mahakam Surplus, Tak Ada Lagi Pemadaman Listrik Karena Defisit Daya

PAWANG BUAYA DITERKAM BUAYA - Penjelasan BKSDA Kaltim Mengapa Reptil Tersebut Serang

Dikabarkan Meninggal, Rumah Mukmin Faisyal Banyak Dikunjungi Pelayat Sejak Pagi

Menteri/Panglima Angkatan Udara Laksamana Madya Udara TNI (Purn.) Omar Dhani dipenjara selama 29 tahun karena dituduh terlibat G30S.

Peluang untuk meluruskan sejarah AURI tersebut dikatakan baru bisa dilakukan setelah jatuhnya Soeharto.

Netizen kemudian menkonfirmasi kabar tersebut dengan memention akun Twitter resmi TNI Angkatan Udara.

Pertanyaan netizen itu akhirnya terjawab.

Akun @_TNIAU mengatakan bahwa sudah mengetahui informasi tersebut.

Ia juga menyampaikan bahwa pak Omar Dhani adalah pahlawan bagi TNI AU.

Baca juga:

Tentara Filipina Klaim Rebut Pusat Komando Sayap Teroris ISIS di Marawi

PM Shinzo Abe Diisukan Akan Bubarkan Parlemen Untuk Gelar Pemilu Dini Bulan Oktober

Tiga Orang Tewas Saat Pembagian Bantuan Pakaian di Dekat Kamp Pengungsian

Terkini, Kondisi Wagub Mukmin Faisyal, Tangan dan Kaki Hangat, Dokter Coba Lakukan Ini

Kocak dan Menginspirasi, Orang dengan Gangguan Mental Ini Patuhi Rambu Lalu Lintas

Hadapi Korut, AS Berharap Solusi Damai tapi Gunakan Kekuatan Militer Bila Terpaksa

Ribuan Wanita Gelar Unjuk Rasa Tuntut Keadilan karena Gadis Belia Diculik

TNI AU (Cap Twitter)

a
a (a)

Kicauan akun Twitter TNI AU itupun mendapat tanggapan dari netizen lainnya.

Banyak yang mengisahkan kesengsaraan keluarga AURI atas stigma negatif tersebut.

@imanbr Stigma Halim sarang komunis, membuat masa masa sulit. Ibu ibu AURI dicaci, diludahi di pasar

@kaumbumibulat Sebagai anak AURI saya tau persis seperti apa AURI difitnah oleh mereka yang iri dan dengki melihat kedekatan AURI dengan bung Karno.

@KembarBalam Kan Dari Dulu2 Dimana-mana Yg Diijinkan Untuk Bercerita (menulis sejarah) Biasanya Adalah Sang Juara (yg memenangkan perang") Toh?

Jokowi: Sejarah Itu Penting

Presiden Joko Widodo menyambut positif rencana digelarnya nonton bareng (nobar) film G 30 S/PKI yang dicanangkan oleh TNI.

Menurut Jokowi, kegiatan tersebut penting, terutama bagi generasi muda untuk memahami sejarah perjalanan bangsa Indonesia.

“Ya nonton film apalagi mengenai sejarah itu penting,” ujar Presiden Jokowi disela-sela pemantauan jembatan gantung Mangunsuko di Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (18/9/2017).

Namun, Jokowi mengharapkan agar film yang menceritakan pemberontakan PKI itu dibuat versi terbaru, mengikuti perkembangan zaman sehingga mudah diterima oleh generasi milenial tanpa menghilangkan konteks dari maksud film itu sendiri.

“Akan tetapi untuk anak-anak milenial tentu saja mestinya dibuatkan lagi film yang memang bisa masuk ke mereka. biar ngerti mereka bahaya komunisme. biar mereka tahu juga mengenai PKI,” ucap Jokowi. (Tribunnews.com)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved