Erupsi Gunung Agung
Hari Ini, Jokowi Dijadwalkan Temui Pengungsi Erupsi Gunung Agung
Saat ini, kata Sutopo, data terakhir yang dihimpun pihaknya, jumlah pengungsi mencapai 48.540 jiwa yang tersebar di 301 titik pengungsian.
TRIBUNKALTIM.CO, JAKARTA - Presiden Joko Widodo direncanakan menemui para pengungsi erupsi Gunung Agung, Karangasem, Bali, Selasa (26/9/2017) hari ini.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho di kantornya kemarin.
"Besok ada rencana Presiden Jokowi akan berkunjung ke Bali dan akan mengunjungi beberapa titik pengungsian," kata Sutopo.
Saat ini, kata Sutopo, data terakhir yang dihimpun pihaknya, jumlah pengungsi mencapai 48.540 jiwa yang tersebar di 301 titik pengungsian.
"Data bisa bertambah, karena kami akan selesaikan pendataan. Siang dan malam berbeda. Siang masyarakat pulang, malam mereka kembali ke pengungsian," kata dia.

Sutopo menegaskan, pemerintah pusat akan terus melakukan pendampingan penanganan bencana alam tersebut dengan mengkoordinasikan Kementerian/Lembaga terkait yang dikoordinir pihaknya.
Baca: Prihatin dengan Pengungsi Gunung Agung, Indra Lesmana Ingin Dirikan Kelas Musik
"BNPB mengkoordinasikan semua potensi nasional TNI/Polri, Basarnas, Kemensos, Kementerian PU, Kemenpar dan Kemenhub dan lainnya untuk memberikan pendampingan dan bantuan terus disalurkan," kata dia.
"Jadi Pemerintah daerah Bali tak sendirian. Pemerintah pusat akan terus melakukan pendampingan, bantuan logistik, peralatan atau pendanaan," tambah Sutopo.

Untuk persoalan anggaran, kata Sutopo BNPB akan menggunakan dana darurat bantuan yang nilainya Rp 4 triliun per tahun.
Rinciannya untuk darurat bencana Rp 2 triliun dan pasca bencana Rp 2 triliun.
"Saat ini Rp 1 miliar yang sudah diberikan kepada Bupati Karangasem. Dana akan terus ditambah kalau benar-benar meletus. BNPB dan kementerian/lembaga akan terus memberikan dana," tutup Sutopo.
Baca: Terkini! 9 Ciri-ciri Tekanan Magma ke Puncak Gunung Agung Semakin Kuat
Baca: Marak Beredar Isu Gunung Agung Meletus, Inilah Penjelasan Pusat Vulkanologi
Baca: Misteri di Balik Keindahan Gunung Agung Bali, Inilah Larangan yang Harus Dipatuhi Pendaki
Jangan Permainkan Status Gunung Agung
Adanya informasi yang mengabarkan bahwa Gunung Agung telah meletus mendapat tanggapan keras dari Kepala Pusat Data Informasi Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho.
Ia menyatakan secara tegas bahwa saat ini gunung yang statusnya telah ditingkatkan menjadi awas tersebut belum meletus.
Meski aktivitas gunung itu sangat aktif dengan adanya gempa vulkanik pada kedalaman 10 hingga 20 kilometer, serta gempa dangkal yang terjadi di sekitar Gunung Agung.
Sutopo menyebut pemberitaan yang beredar itu merupakan hoax atau berita palsu.
"Sampai saat ini Gunung Agung belum meletus, kalau ada pesan-pesan atau informasi yang memberitakan bahwa Gunung Agung telah meletus, itu hoax," ujar Sutopo.
Ia pun menyayangkan adanya oknum yang mempermainkan hal tersebut.
"Sangat disayangkan ada segelintir orang dalam keadaan seperti ini, masih bermain-main dan bercanda dengan menyebar berita hoax mengenai meletusnya Gunung Agung," jelas Sutopo.
Baca: Sembilan Bandara Alternatif Bisa Gantikan Ngurah Rai Jika Terjadi Erupsi
Oleh karena itu, Sutopo berharap agar masyarakat menyikapi isu hoax tersebut secara bijak.
Masyarakat diminta untuk tidak langsung percaya terhadap isu terkait status gunung yang berada di Pulau Dewata itu.
"Masyakarat harus tetap tenang dan dewasa dalam menanggapi masalah ini," kata Sutopo.
Lebih lanjut Sutopo kembali mengimbau secara tegas agar masyarakat tidak menggunakan bencana alam ini sebagai bahan candaan.
"Ini merupakan bencana, tidak untuk dipermainkan," tegas Sutopo.
Masih Aman untuk Wisatawan
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa Bali masih aman untuk wisatawan meski saat ini Gunung Agung di Karangasem, Bali statusnya awas.
Sutopo mengaku mendapat banyak pertanyaan dari duta besar dan masyarakat langsung terkait kondisi keamanan Bali sebagai tempat wisata di tengah ancaman erupsi Gunung Agung.
"Mereka tanya informasi detail Gunung Agung. Memang antara bencana dan wisata itu ada kaitannya," kata Sutopo.
Beberapa negara, kata Sutopo, bahkan sudah mengeluarkan travel advice agar warga negaranya berhati-hati akan bahaya letusan Gunung Agung.
"Amerika, Australia, Singapura, Inggris mereka sudah mengeluarkan warning untuk warganya yang berkunjung ke Bali agar tidak masuk ke sekitar wilayah Gunung Agung," kata dia.
"Jadi travel advice itu hanya untuk hati-hati tidak melakukan aktivitas di radius 9 sampai 12 kilometer dari Gunung Agung, daerah yang lainnya aman," ucap Sutopo.

Sutopo pun menjamin abu pekat juga tidak akan sampai ke Denpasar jika Gunung Agung meletus.
"Wisata di Bali masih normal tidak ada penutupan bandara dan objek wisata masih aman dikunjungi. Daerah yang bahaya hanya 9 sampai 12 km tambahan dekat Gunung Agung," ujarnya.
"Dekat Gunung Agung hanya ada wisata Pura Besakih dan pendakian Gunung Agung, yang lainnya masih aman," ucap Sutopo.
Meski demikian, sebaran abu vulkanik letusan Gunung Agung pun akan sangat tergantung arah angin. Misal, untuk akhir bulan ini sampai Oktober, angin cenderung ke arah barat daya.
"Angin dominan ke arah barat daya. Otomatis ke sekitar Jawa Timur. Kalau November-Desember-Januari angin dominan ke arah timur yakni NTB," tutur dia. (fit/wly)