Setelah Facebook Kini Giliran WhatsApp Diblokir China

Dia sibuk berkunjung ke Negeri Tirai Bambu, bertemu para pimpinan negeri itu, bahkan hingga belajar bahasa Mandarin.

Ilustrasi chatting WhatsApp 

TRIBUNKALTIM.CO -- Mark Zuckerberg selama ini sibuk melakukan “pendekatan” terhadap pemerintah China.

Dia sibuk berkunjung ke Negeri Tirai Bambu, bertemu para pimpinan negeri itu, bahkan hingga belajar bahasa Mandarin.

Tapi pada akhirnya China tetap “memblokir” WhatsApp, layanan pesan instan populer yang diakuisisi oleh Facebook -perusahaan pimpinan Zuckerberg- pada 2014 lalu.

Laporan terbaru menyebutkan bahwa WhatsApp sudah tidak bisa dipakai oleh sebagian besar pengguna di China.

Pemerintah China sebenarnya sudah berupaya memblokir WhatsApp pada pertengahan 2017.

Ketika itu, para pengguna WhatsApp mendadak kesulitan dalam mengirim foto dan video lewat layanan tersebut, tapi pesan berupa teks masih bisa terkirim.

Awal pekan ini, keseluruhan layanan WhatsApp di China dilaporkan sudah tidak berfungsi.

Bahkan pesan teks tak bisa terkirim, menurut Nadim Kobeissi, cryptographer di firma riset Symbolic Software.

Menurut dia, cara pemblokiran dengan mengganggu fungsi layanan -alih-alih langsung memblokir sepenuhnya- termasuk jarang dilakukan.

“Ini bukan metode teknis biasa yang digunakan pemerintah China dalam menyensor sesuatu,” ujar Kobeissi, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari New York Times, Selasa (26/9/2017).

Baca: Setting Huruf Tebal dan Miring di WhatsApp Ternyata Asli Gampang, Simak Caranya . . .

Baca: Begini Cara WhatsApp Cari Uang, Yaaah Nggak Gratis Lagi deh. . .

Baca: Tak Cuma Indonesia, Negara Ini juga Pusing Perangi Berita Hoax di WhatsApp

Dia menambahkan, monitor trafik internet di Symbolic Software sudah mendeteksi gangguan WhatsApp di China sejak Rabu pekan lalu, namun baru Senin kemarin pemblokiran diterapkan sepenuhnya.

Lokman Tsui, seoang pakar komunikasi internet di Chinese University of Hong Kong, turut mengatakan bahwa layanan WhatsApp sudah mengalami gangguan parah pada hari Minggu pekan lalu di China.

Segelintir pengguna masih bisa memakai WhatsApp, tapi layanannya sudah demikian terbatas sehingga sama saja dengan diblokir.

“Kalau Anda cuma dibolehkan melaju dengan kecepatan 1 mil per jam di sebuah jalan, Anda tentu tidak mau melewati jalan itu meskipun sebenarnya tidak diblokir secara teknis,” ujar Tsui memberi analogi.

Pemblokiran WhatsApp di China terjadi menjelang persiapan Beijing menyambut kongres Partai Komunis yang bakal digelar pada 18 Oktober mendatang.

Di perhelatan besar yang diadakan saban lima tahun ini Partai Komunis akan memilih jajaran pimpinannya.

Baca: Aksi Hari Tani Nasional, BEM Faperta Unmul Sebut Luhut Binsar Miliki Lahan Sawit 1.300 Hektar

Baca: Debu Vulkanik Berbahaya bagi Penerbangan? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Baca: Berpotensi Kena Letusan Gunung Agung, Hindari Pelesiran ke 8 Destinasi Ini di Karangasem

Pemblokiran WhatsApp berarti bahwa warga China dan pengunjung harus menggunakan layanan alternatif seperti WeChat, aplikasi layanan instan buatan lokal di China yang memiliki 963 juta pengguna aktif.

WhatsApp adalah produk terakhir Facebook yang masih dibolehkan di China.

Sebelumnya, aplikasi utama Facebook sudah diblokir sejak 2009.

Instagram juga tidak bisa diakses di Negeri Panda.

"Pedekate" Zuckerberg rupanya tak bersambut. (Kompas.com/Oik Yusuf)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved