Dinonaktifkan, Siapa Sosok yang Tepat Gantikan Setya Novanto Pimpin Partai Beringin?
Sebagai Ketua Umum Golkar, Novanto berhak menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut.
TRIBUNKALTIM.CO - Tim kajian elektabilitas Golkar merekomendasikan Setya Novanto mundur dari ketua Umum Golkar dan menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) untuk menggantikan tugasnya menjalankan roda partai.
Lalu siapakah yang kira-kira cocok mengemban tugas sebagai pengganti Novanto di Golkar?
Sosok pengganti Novanto, menurut Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing, haruslah pribadi yang bisa membangun komunikasi dan mendukung penuh program-program pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bahkan sosok tersebut juga merupakan orang yang berkomitmen melanjutkan dukungan kepada Jokowi dalam Pilpres 2019 mendatang, seperti selama ini diikrarkan Partai Golkar.
Baca juga:
Tinggal Sedikit Lagi, Egy Maulana Main di Spanyol
Inilah Tujuh Jawara Grup Kualifikasi Piala Asia U-16 2018 dengan Kemenangan Utuh, Indonesia?
Gulung Bayern Muenchen, Neymar Jadi Raja di Liga Champions dalam Hal Ini
LIVE STREAMING - Liga Europa AC Milan VS HNK Rijeka, Rossoneri Berpeluang Besar jadi Juara Grup
Jelang Laga Kontra Persiba, Tim Dokter Maung Bandung Bawa Kabar Gembira
Hasil Liga Champions Grup D, Barca dan Juventus Menang Tipis
Man United Menang Telak, Inilah Hasil Liga Champions Grup A
"Pemimpin Golkar kedepan harus bisa berkomunikasi dengan pemerintah, karena sudah menegaskan menjadi partai pendukung pemerintah dan akan mengusung Joko Widodo dalam Pilpres 2019," ujar Emrus Sihombing kepada Tribunnews.com, Kamis (28/9/2017).
Namun menurutnya, jika pengganti Novanto malah bersikap sebaliknya, yakni menarik dukungan kepada Pemerintah dan Jokowi, maka ini akan sangat merugikan Golkar.
Selain itu, imbuhnya, pemimpin baru tersebut harus sosok yang tidak punya "luka" masa lalu yang kembali bisa menyandera dan merugikan Golkar seperti yang terjadi pada kasus Novanto.
"Artinya dia harus punya kredibilitas dan integritas. Supaya kedepan ketua umum ini tidak kembali tersandera oleh perilaku-perilaku masa lalunya," jelasnya.
Lebih lanjut persayaratan pengganti Novanto memimpin Golkar adalah pribadi yang bisa merangkul semua faksi yang ada di Partai berlambang Beringin.
Baik itu kubu Novanto, kontra Novanto maupun faksi yang bersikap wait and see melihat perlunya sukses kekuasaan di Golkar.
Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid meyakini Ketua Umumnya Setya Novanto akan legowo dalam menyikapi rekomendasi tim kajian elektabilitas Golkar.
Dalam rekomendasi tersebut, Novanto disarankan menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) untuk menggantikan tugasnya menjalankan roda partai.
Baca juga:
Blangko Terbatas, Disdukcapi Prioritaskan Golongan Ini untuk Terima e-KTP Lebih Dulu
Di Rumah Sakit Ini, Petugas di UGD Dilarang Bertanya Soal Uang ke Pasien
Serba Salah, Warga Sempat Tanam Pisang dan Taruh Kursi Karena Jalan Ini Sering Berlubang
Bolos Kerja Demi Beli Sabu, 2 Karyawan Toko Diciduk Polisi
Cuma Bermodal Ini, Perempuan Cantik Menipu Korbannya Lewat Investasi Bodong
Sebelum Diamankan Warga, Residivis Curanmor Cari Rumah Anggota Polisi, Ada Apa?
Wah, Kota Tepian Baru Saja Kebagian 4 Ribu Blanko e-KTP
Sebab, dalam rekomendasi tersebut dinyatakan elektabilitas Golkar terjun bebas setelah Novanto ditetapkan tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP oleh KPK.
Sebagai Ketua Umum Golkar, Novanto berhak menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut.
"Saya yakin ketua umum pasti akan mengambil langkah terbaik bagi dirinya dan organisasi. Saya yakin Setya Novanto tidak akan mengorbankan Partai Golkar untuk kepentingan pribadinya. Itu saya punya keyakinan," kata Nurdin di Senayan, Jakarta, Rabu (27/9/2017).
Terlebih, Golkar akan menghadapi berbagai agenda politik besar seperti pilkada 2018 dan pemilu 2019. (Tribunnews.com)