Edisi Cetak Tribun Kaltim
Puluhan Tahun Dicap Eks Tapol PKI, Disiksa dan Diasingkan ke Hutan Belantara Amborawang Kukar
Hidup menderita, memulai nol di sebuah kawasan hutan membuka lembaran baru dalam keterisolasian dari masyarakat.
Penulis: tribunkaltim | Editor: Januar Alamijaya
Mau berangkat tugas, tiba-tiba di tengah jalan ditodong senjata.
"Yang lakukan teman-teman saya satu asrama. Saya tanya, saya salah apa? Kenapa ditodong senjata. Saya dipaksa takluk," katanya.
Baca: Mengharukan, Ternyata Ini yang Bikin Soekarno Mengalah Kepada Soeharto
Usai berhasil diringkus, Pailan dibawa ke Markas Polisi Militer, sempat diinapkan selama empat hari. Usai itu dibawa ke tempat lain ke Kodim Balikpapan, dilakukan pemeriksaan atas sepak terjang dirinya.
"Saya tanya ke orang yang memeriksa saya. Saya bilang ini memeriksa saya atau apa mau menyiksa saya. Kalau memeriksa saya harusnya dengarkan saja, bukan menggebuk," ungkap pria kelahiran 24 April tahun 1939.
Kala itu, Pailan dituduh terlibat dalam kegiatan pembunuhan para jenderal di Kota Jakarta. Hal ini dia bantah, sebab selama berlangsung pembunuhan jenderal, Pailan berada di Balikpapan.
"Dituduh membunuh jenderal. Bagaimana mungkin saya bunuh jenderal, sedangkan saya bertugas di Balikpapan, tidak pernah tidak hadir," ujarnya.
Tempat tahanan Pailan selalu berpindah-indah dan tiada henti-hentinya disiksa.
"Bekas luka siksaan kering sedikit, dipanggil lagi. Pindah sana, pindah sini. Saya disetrum sampai lima kali. Mendapat pukulan gigi depan rusak hingga kepala saya dihajar, berdarah," ujarnya.
Pernah suatu ketika, dirinya dibebaskan secara simbolik di lapangan Merdeka, dengan tahanan yang lainnya. Namun dalam perjalanannya, tidak mendapat kebebasan secara nyata.
"Habis dibebaskan masih harus apel. Saya tidak dapat gaji, tidak jelas apakah saya pensiun dini dari tentara, atau seperti apa. Hidup terkatung-katung," kata Pailan yang mengaku ayah kandungnya pernah terlibat dalam perang melawan penjajah Belanda di Kota Tarakan.
Pailan masuk militer sejak dirinya merantau dari jawa ke Balikpapan di tahun 1962. Awalnya masuk ke Kepolisian yang ada di Stall Kuda.
Baca: Hari Batik Nasional 2 Oktober, Berikut Sejarahnya Sejak Era Soeharto Hingga SBY
Di perjalanannya, ikut pendidikan kepolisian selama tiga bulan lalu dikeluarkan.
"Saya dianggap tidak bagus dalam mengerjakan tugas membersihan bak air. Saya keluar coba masuk tentara. Diterima," katanya.