Kuburan yang Disangka Mengeluarkan Darah itu Dikunjungi Ahli Geologi
kondisi kuburan sudah kembali normal, genangan air merah dan longsoran tanah sudah tak lagi terlihat.
Penulis: Budi Susilo | Editor: Januar Alamijaya
Penurunan tanah kuburan disebabkan lapisan tanah sangat rapuh, sifat tanahnya ialah tanah pasir, begitu kena air, langsung cepat mengalami tanah longsor.
Tanah kuburannya tidak padat. Vegetasi hijaunya juga tidak ada, hanya berupa tanah yang kering tanpa ada tumbuh-tumbuhan.
Saat ditanya mengenai air yang merah, Aditya baru simpulkan, berasal dari dalam tanah.
Ciri tanah di Kalimantan mengandung banyak organisme dan zat mineral yang melimpah, yang kadang mempengaruhi warna air tanah.
"Saya lihat ditanggul dekat kuburan memakai kayu-kayu ulin. Biasanya kandungan dari kayu ulin warna kemerahan, lalu bercampur dengan air tanah," tuturnya.
Baca: 28 Kerangka Jenazah Ditemukan Dalam Kuburan Massal di Rakhine, Terbanyak Berjenis Kelamin Perempuan
Namun hal itu, tegasnya, baru sebatas kesimpulan sementara, yang belum bisa dikatakan sebuah kepastian.
Pihaknya nanti akan menindaklanjuti dengan penelitian yang lebih mendalam.
"Air merah di kuburan, merahnya sangat pekat. Masih belum tahu secara persis merahnya merah apa," ungkapnya. (*)