Erupsi Gunung Agung

Pasca Aksi Bule Nekat, BNPB Larang Wisawatan Mendaki ke Puncak Gunung Agung

Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) mengimbau warga atau wisatawan agar tidak mendaki ke puncak Gunung Agung.

KOMPAS.COM/Ira Rachmawati
Gunung Agung dari kawasan Wisata Pantai Amed, Desa Purwekerti, Karangasem. 

TRIBUNKALTIM.CO, KARANGASEM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB) mengimbau warga atau wisatawan agar tidak mendaki ke puncak Gunung Agung.

Imbauan ini menyusul aksi nekat yang diduga dilakukan wisatawan asing Karl Kadouri. 

Melalui akun Facebook, "Karl Kaddouri" mengunggah video yang memperlihatkan kondisi kawah Gunung Agung. Video diunggah pada Jumat (6/10/2017) dan menjadi viral di media sosial.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, tindakan tersebut merupakan pelanggaran.

Karena berani mendaki ke puncak padahal sudah ditetapkan sebagai zona bahaya.

"Sangat berbahaya karena dapat tiba-tiba terjadi letusan. Berbahaya bagi orang tersebut maupun bagi tim SAR jika terjadi letusan dan diketahui ada yang menjadi korban di puncak kawah," ujar Sutopo, Senin (9/10/2017).

Baca: Gunung Agung Keluarkan Asap Setinggi 1500 Meter, Tanda Letusan Makin Dekat?

Baca: Geger! Statusnya Kritis, Bule Ini Nekat Menerobos ke Puncak Gunung Agung, Ini yang Ia Temukan

Baca: Gunung Agung Kritis, Jumlah Pengungsi Capai 141.072 Jiwa

Sutopo mengatakan, keluarnya asap sebagaimana yang terlihat di video yang diunggah mengindikasikan adanya pemanasan ke permukaan.

Ketebalan asap menandakan proses degassing lebih intensif.

Warna putih mengindikasikan adanya dominasi air (yang dipanaskan). Suara seperti pesawat mengindikasikan tekanan yang tinggi.

Air yang keluar ke kawah lewat lapangan solfatara mengindikasikan adanya gangguan hidrologis di bawah Gunung Agung akibat naiknya magma mendekati permukaan.

"Artinya sangat berbahaya di dekat kawah Gunung Agung," ucap Sutopo.

Baca: Jelang Pelantikan Gubernur Baru, Karangan Bunga untuk Ahok-Djarot Kembali Berdatangan ke Balai Kota

Baca: Ada Kecelakaan, Hubungi Nomor Ponsel Ini, Agar Segera Ditangani Petugas

Baca: Niat Menengahi Malah Dikeroyok, Ali Cabut Badik Lalu. . .

Sementara itu, Kabid Mitigasi PVMBG Gede Suatika mengatakan, kondisi Gunung Agung masih kritis sehingga statusnya masih berada pada level IV (awas).

"Sampai hari ini Gunung Agung masih kritis, radius 9 km dari kawah dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara-Timurlaut dan Tenggara-Selatan-Baratdaya sejauh 12 km," kata Suantika.

Berdasarkan perhitungan pada Senin (9/20/2017) pukul 00.00 - 12.00 Wita, telah terjadi 223 kali gempa vulkanik dalam, 123 kali vulkanik dangkal dan 14 kali tektonik lokal. (Kompas.com/Robinson Gamar)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved