Profil
Hei Pria, Jangan Kaget Lihat Wanita Tangguh Ini di Lokasi Bencana, Nomor 5 Bikin Meleleh!
Namun, Samarinda boleh berbangga, selain petugas pemadam kebakaran dari Pemkot Samarinda, juga terdapat banyak anggota LSM relawan yang siap siaga.
Penulis: Christoper Desmawangga |
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kota Tepian (sebutan Samarinda) memang kerap di landa musibah kebakaran.
Belum lama ini kebakaran besar terjadi di jalan Lambung Mangkurat, Gang Masjid, Samarinda Utara, pada Kamis (5/10/2017) silam.
Namun, Samarinda boleh berbangga, selain petugas pemadam kebakaran dari pemerintah Kota Samarinda, juga terdapat banyak anggota LSM relawan yang siap siaga saat terjadi musibah.
Kendati anggota relawan tidak mendapatkan imbalan saat bertugas membantu warga, namun diketahui anggota relawan tetap semangat menjalankan tugasnya dengan penuh keikhlasan.
Hal itu terlihat dari banyaknya anggota relawan yang datang ke lokasi terjadinya musibah.
Namun, anggota relawan tidak melulu di dominasi oleh kaum adam saja, namun kaum hawa juga tidak ingin ketinggalan menjalankan tugas mulia tersebut.
Tak sedikit anggota LSM relawan di Samarinda yang beranggotakan wanita.
Bahkan, relawan wanita ini juga tidak canggung ketika memegang selang pemadaman, serta menyalakan mesin pompa air.
Berikut ini TRIBUNKALTIM.CO merangkum beberapa anggota LSM relawan perempuan yang terdapat di Samarinda.
1. Erni Nurfaidah, Remaja Peduli Bencana (Repena) Kota Samarinda

Wanita asal Bandung, Jawa Barat ini bukan wanita sembarang.
Selain memiliki kepedulian terhadap sesama, wanita yang sehari hari bekerja sebagai asisten apoteker di salah satu rumah sakit di Samarinda ini, juga turut dalam pembentukan Repena pada tahun 2014 silam.
Wanita berusia 22 tahun, yang memiliki dasar pendidikan farmasi ini mengaku, memilih menjadi seorang relawan diawali karena dirinya gemar terlibat aktif dalam kegiatan sosial.
"Akan lebih bermanfaat kalau ikut kegiatan yang bersifat sosial, dan saya tertarik dengan kegiatan yang turun langsung membantu masyarakat," tuturnya.
Dan, dirinya pun tidak akan ragu turut membantu rekan-rekanya saat terjadi musibah kebakaran.
"Kalau ada kebakaran saya ikut membantu langsung, walau tidak setiap kebakaran saya turun ke lokasi," ucap wanita yang mengaku hobi dengan kegiatan sosial tersebut.
2. Nanda Indah Dwiranty, Balakarcana Kresna Nusantara

Karena panggilan jiwa, wanita berparas imut-imut ini total untuk menjadi seorang relawan.
Wanita asli Samarinda ini memiliki tugas yang tidak main main saat terjadi musibah, terutama saat kebakaran.
Wanita yang memiliki hobi olahraga ini merupakan seorang judam alias juru padam, yang bertugas mengoperasikan mesin pompa, dan distribusi selang ke rekan-rekannya.
"Panggilan jiwa, dan memang saya ingin membantu masyarakat yang terkena musibah," ucap wanita yang bergabung dengan Balakarcana Kresna Nusantara pada tahun 2015 silam itu.
Wanita berusia 18 tahun itu menilai, menjadi seorang relawan tidak hanya bisa dilakukan oleh pria saja, namun wanita juga cakap dalam menjalankan tugas yang tidak biasa tersebut.
"Saya biasanya diposisikan dibagian mesin dan mengatur selang. Tentunya aktivitas seperti ini tidak bisa dilakukan sendirian, harus bekerja sama dengan yang lainya," tuturnya.
3. Rahmawati, Tenaga Sukarela (TSR) PMI Kota Samarinda

Berbeda dengan relawan lainya, wanita asal Marangkayu, Kutai Kartanegara ini merupakan petugas medis yang kerap turun dan siaga setiap ada musibah.
Wanita yang bergabung dengan PMI sejak tahun 2009 inilah yang memberikan pertolongan pertama terhadap korban, warga, maupun relawan/petugas yang tengah bertugas.
Wanita yang hobi bermain futsal ini memang sangat berminat dengan kegiatan kegiatan penanggulangan bencana, dan pertolongan pertama untuk masyarakat.
Hal itulah yang membuatnya bergabung dengan PMI sejak dirinya masih kuliah di IAIN Samarinda.
"Memang tertarik dengan kegiatan PMI yang sifatnya penaggulangan bencana. Hampir setiap ada kebakaran saya ikut serta ke lokasi," ucap wanita berusia 29 tahun itu.
Pengalamannya dalam memberikan pertolongan medis kepada masyarakat pun tidak perlu diragukan lagi, wanita yang akrab disapa Rahma ini turut terlibat dalam proses evakuasi serta pertolongan, saat terjadi jembatan runtuh di Tenggarong, Kukar, bangunan runtuh di jalan Cendrawasih, hingga terjadinya kapal karam di kawasan Loa Janan.
"Sejauh ini tidak ada kendala selama menjalani tugas di lapangan, yang jelas sebelum turun ke lokasi, kita harus siap semua perlengkapan medis, untuk pertolongan pertama terhadap korban," ungkapnya.
4. Septi Restu Ilhami, Balakarcana Kresna Nusantara

Wanita satu ini merupakan mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul), keinginanya untuk terjun ke dunia kerelawanan pun sangat sederhana, yakni hanya ingin membantu saja.
"Ia, saya ingin membantu orang banyak," tutur wanita berusia 22 tahun tersebut.
Tak hanya turun langsung saat terjadi musibah kebakaran, namun wanita asal Berau yang hobi berolahraga itu juga turut serta saat terjadi musibah tanah longsor dan juga banjir.
"Bukan hanya kebakaran, tapi tanah longsor dan banjir, kita juga pasti datang bantuin," ungkapnya.
"Biarpun tidak dibayar, intinya menolong itu hal yang utama bagi saya," tambahnya.
5. Luri Estyani Syarifudin, PMK Yong Jing

Wanita kelahiran 5 Desember 1991 ini merupakan lulusan S1 Teknik Sipil, Unmul.
Sehari-harinya, wanita yang akrab di sapa Uuy ini merupakan seorang guru private.
Bergabung di PMK Yong Jing pada bulan Mei silam ini, dirinya banyak belajar mengenai penanganan musibah kebakaran.
Bahkan, dirinya tidak ragu untuk turun ke lokasi kebakaran, saat dirinya tidak sedang mengajar.
Wanita yang gemar dengan hal hal yang berbau seni inipun sudah akrab dengan perlengkapan pemadaman, tak jarang dirinya yang mengangkat dan menggulung selang usai digunakan.
"Sekarang saya lagi ajukan pelatihan untuk teman-teman yang belum dapat mengoperasikan mesin. Saya juga lagi belajar untuk mengoperasikan mesin, kalau gulung dan angkat selang sudah sering saya lakukan saat terjadi pemadaman," tuturnya.
Ditanya mengenai memilih bergabung menjadi anggota relawan, dirinya mengaku bingung ditanya hal seperti itu.
Namun, wanita asal Samarinda itu menjelaskan, kepeduliannya terhadap sesama itu muncul setelah banyak orang yang juga memiliki kepedulian, namun tidak bertindak apa-apa.
"Saya hanya suka membantu, karena banyak orang yang punya rasa peduli, tapi tidak langsung bertindak. Dan, saya ingin jadi salah satu yang langsung bertindak, karena saya punya kepuasan tersendiri melihat orang yang saya bantu," ucap wanita berhijab tersebut.
Selain aktif dalam kegiatan di PMK Yong Jing, Uuy juga turut aktif dalam kegiatan maupun aktivitas di Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) dan di Gerakan Menjaga dan Merawat Parit (Gemmpar). (*)