Jatah Bertambah, tapi Elpiji Bersubsidi Sering Langka, Ini Celah Permainannya Versi Agen Resmi
Sejauh ini, pihaknya memang sudah menemukan beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kelangkaan.
Penulis: Doan E Pardede |
"Yang kami dapat itu, ada warga yang datang ke pangkalan A dapat dua (tabung), datang lagi ke pangkalan B dapat dua tabung, begitu seterusnya," ujarnya.
Untuk solusi, dia sendiri mengaku masih bingung. Pasalnya, pihaknya bukan satu-satunya agen resmi yang di Kabupaten Bulungan.
PT MBM sendiri hanya membawahi sebanyak lebih dari 50 pangkalan resmi, dari ratusan pangkalan yang tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bulungan.
Agar pengawasan lebih ketat, agen-agen serta pangkalan resmi ini memang perlu duduk bersama.
Dan tentunya, pemerintah juga harus ikut nimbrung di dalamnya.
Baca juga:
Pesawat Jet Tempurnya Diserang, Israel Hancurkan Peluncur Misil Suriah
Vladimir Putin Terbahak Mendengar Rencana Mentan-nya Mau Ekspor Daging Babi ke Indonesia
Jurnalis Bloger dan Pengkritik PM Malta, Tewas Akibat Bom Mobilnya Diledakkan
Aksi Protes Diperlakukan Berat Sebelah, 7 Pengacara Mantan Presiden Korsel Mundur Serentak
Tragis, Dua Ekor Gajah Sumatera Mati Kesetrum Kawat Listrik, Kondisinya Memprihatinkan
2 Insiden Ini Warnai Pelantikan Anies-Sandi Sebagai Pemimpin Baru Jakarta
Dan menurutnya lagi, kelangkaan elpiji bersubsidi ini juga disebabkan pengunaannya memang tidak tepat sasaran.
Faktanya saat ini, kata dia, elpiji bersubdisi ini masih digunakan usaha-usaha besar. Hal ini tentunya akan mengakibatkan jatah elpiji bersubsidi yang harusnya bisa dinikmati masyarakat menjadi berkurang.
"Harusnya, restoran yang pendapatannya sudah lebih Rp 1,5 juta per hari nggak boleh pakai elpiji bersubsidi. Wajib pakai yang 5 Kg, atau yang 12 Kg," katanya. (*)