Breaking News

5 Kisah di Balik Sumpah Pemuda Ini Mampu Menohok Pemuda Zaman Now, Masih Bisa Begini?

Dulu ramai saling berkata-kata, kini (mungkin) diam saling senyum simpul sendiri menatap layar ponsel.

Intisari

Dalam Buku Panduan Museum Sumpah Pemuda, gedung Kramat 106 menjadi tempat tinggal pelajar yang tergabung dalam Jong Java sejak 1925.

“Mereka kebanyakan pelajar Sekolah Pendidikan Dokter Hindia alias Stovia,” seperti dikutip artikel Jejak Samar Bapak Kos Dokter Politik dari Timur di majalah Tempo, 2 November 2008.

Tercatat Muhammad Yamin, Aboe Hanifah, Amir Sjarifuddin, A.K. Gani, Mohammad Tamzil, atau Assaat dt Moeda, pernah tinggal di sana.

Para pelajar menyewa gedung itu dengan tarif 12,5 gulden per orang setiap bulan, atau setara dengan 40 liter beras waktu itu. Mereka memiliki pekerja yang mengurus rumah yang dikenal dengan nama Bang Salim.

Baca: Jelang Hari Sumpah Pemuda, Foto-foto Ini Bukti Orang Tua dan Anak Muda Dapat Saling Berbaur

 

Setiap malam para mahasiswa ini berdiskusi soal berbagai hal sampai larut malam.

Jika sudah capai, mereka akan patungan duit untuk mencari kopi plus sate atau mencari soto ke Pasar Senen yang tak jauh dari kos-kosan mereka. Obrolan pun berubah, ke hal-hal yang ringan.

"Lebih mendekati soal-soal yang biasanya dekat ke hati pemuda," kata Abu Hanifah, seorang pelaku Sumpah Pemuda (majalah Prisma 1977).

Jika ada ujian, tentu diskusi dan perdebatan terhenti dulu. Semua masuk kamar dan belajar. Nah, untuk mendinginkan pikiran, selepas tengah malam mulai terdengar bunyi-bunyian.

Amir Sjarifudin mulai menggesek biolanya, memainkan gubahan Schubert atau sonata yang sentimentil. Begitu juga Abu Hanifah mengambil biola, memainkan lagu yang sama. Suara biola bersahut-sahutan.

Tentu tak semua bisa begitu. Muhammad Yamin yang sedang diburu-buru Balai Pustaka untuk menterjemahkan Rabindranat Tagore merasa terganggu.

Ia pun berteriak meminta Amir dan Abu diam. Eh, bukannya diam, Amir dan Abu malah makin asyik menggesek biola. Yamin semakin berteriak-teriak. Amir dan Abu ketawa terbahak-bahak.

Baca: Walikota Balikpapan Sampaikan Pesan Penting di Peringatan Sumpah Pemuda

2. Trik pemuda mengakali polisi Belanda

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved