Kesehatan
Bayi Lucu Adam Fabumi Pengidap Trisomy Meninggal, Bagaimana Deteksi Penyakit Itu saat Masih Janin?
Publik Indonesia masih berduka dengan meninggalnya seorang bayi lucu bernama Adam Fabumi akibat penyakit trisomy 13 yang langka.
Baca: Nama Bima Sakti Disebut Bakal Jadi Pelatih Timnas U-19, Apa Alasannya?
"Tergantung trisomy-nya letal atau tidak. Kalau down syndrome (trisomy 21) jelas tidak letal. Tetapi, kalau yang letal, seperti trisomy 13, trisomy 18 (edward syndrome), atau penyakit lain (yang letal) bisa," kata Klara.
Letal yang dimaksud di sini adalah penyakit yang menyebabkan bayi mempunyai harapan hidup yang kecil, di bawah usia satu tahun atau bahkan satu bulan.
Namun, jika orangtua sang bayi ingin mempertahankan anaknya hingga dilahirkan ke dunia, seperti orangtua Adam Fabumi, tentu ada hal yang perlu dipersiapkan, mulai dari persiapan mental hingga material.
Klara menjelaskan bahwa persiapannya harus melalui observasi terlebih dahulu, bergantung di mana dan seberapa berat kelainan yang diidap.
Selain itu, observasi setelah bayi lahir juga perlu dilakukan.
Meski mungkin dapat dilahirkan, Klara menyebutkan bahwa pada umumnya, bayi yang mengalami trisomy 13 bertahan di bawah usia satu tahun.
"Kecuali yang bentuk mosaik karena yang mosaik biasanya lebih ringan," ucap Klara.
"Secara literatur, ini termasuk penyakit langka. Dalam laporan, 80 persen tidak bertahan melewati usia satu tahun," sambungnya.
Baca: Kajati Kaltim Benarkan Periksa Rusmadi, Ini yang Sedang Dilakukan Jampidsus
Dari penjelasan Klara, tantangan yang lebih besar adalah membuat keputusan ketika mengetahui janin mengalami kelainan genetik tersebut, bukan biaya skriningnya.
Ayah dan ibu Adam Fabumi luar biasa karena mampu berjuang untuk putranya sekaligus menyadarkan publik soal trisomy 13 lewat posting-an di media sosialnya.
Jika janin Anda yang mengalami trisomy, keputusan ada di tangan Anda dan pasangan.
Melanjutkan kehamilan atau tidak, semua harus dipersiapkan. (Kompas.com/Resa Eka Ayu Sartika)