Hari Guru Nasional
Kabar Kematian Ki Hajar Dewantara Hanya Diumumkan Media Ini, Ternyata Sudah Mufakat
Melalui Taman Siswa-nya yang ia dirikan di tengah hegemoni sekolah kolonia, Ki Hajar dianggap sebagai pelopor pendidikan di Indonesia.
Secara tidak langsung, ia menolak (keampuhan) jimat si eyang.
Menjelang rapat Ikada yang berlangsung beberapa menit saja itu, Ki Hajar pernah berpesan kepada A.G. Pringgodigdo supaya menyerahkan jimat itu kepada Soekarno.
“Tolong ini berikan kepada Presiden, mudah-mudahan berfaedah. Saya tidak memerlukannya,” ujar Ki Hajar kepada laki-laki yang biasa ia panggil dengan Mas Gafur itu.
Seperti disebut di awal, ia begitu pasrah dengan takdir. Ia menghadapi penyakit yang menyerangnya di hari tua dengan tabah.
Kepada anak-anaknya yang berada di luar kota ia sempat berpesan:
“Sejak sekarang kamu harus siap lahir-batin. Sewaktu-waktu, denyut nadiku akan berhenti untuk seterusnya.
Oleh sebab itu, biasakanlah untuk mendengar acara Berita keluarga dari RRI Yogyakarta setiap jam delapan malam.
Aku sudah bermufakat dengan ibumu bahwa berita kematianku nanti akan diberitakan lewat radio saja…”
(Intisari, 2000)
Artikel ini telah ditayangkan Intisari Online dengan judul Hardiknas: Saat Ki Hajar Dewantara Bermufakat tentang Kabar Kematiannya