Baru Tahu, Ternyata Ini Sebabnya Hari Ibu Diperingati Tanggal 22 Desember

Usut punya usut, pemilihan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu itu ternyata memiliki sejarah tersendiri lho.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Sejumlah siswa dan siswi berpelukan bersama ibunya hingga meneteskan air mata dalam acara Kreasi Barudak Bahtera (Kirab) bertajuk "I Love You, Mom" di Taman Musik Centrum, Jalan Belitung, Kota Bandung, Selasa (22/12/2015). Acara dalam rangka memperingati Hari Ibu yang diselenggarakan SMP Bahtera ini diisi dengan kegiatan pentas musik, teater, vokal grup angklung dan art drawing. 

TRIBUNKALTIM.CO - Selamat Hari Ibu bagi wanita tangguh yang berhasil mendidik buah hatinya hingga menjadi generasi penerus bangsa.

Perlu diketahui bahwa Hari Ibu diperingati di seluruh dunia.

Negara yang paling awal merayakan hari ini adalah Amerika Serikat.

Baca: Dapat Tempat Jualan Baru, PKL Tanah Abang Malah Ngeluh Pendapatannya Menurun

Sekitar lebih dari 100 tahun yang lalu, atau lebih tepatnya tahun 1908, seorang wanita Amerika bernama ANNA Jarvis mengadakan peringatan atas kematian ibunya.

Berdasarkan peristiwa itulah, pihak pemerintahan Amerika mulai menetapkan Hari Ibu.

Hingga pada tahun 1914, Woodrow Wilson menandatangani deklarasi untuk menjadikan Hari Ibu sebagai hari libur nasional di Amerka.

Baca: Perdebatan Asal-usul Hari Ibu, Netizen Sepakat 22 Desember Bukan Mothers Day

Budaya dari Amerika ini kemudian diikuti oleh beberapa negara lainnya.

Amerika dan 75 negara lainnya di dunia ini merayakan Hari Ibu pada hari Minggu di pekan kedua bulan Mei.

Hanya saja, tanggal peringatan untuk hari spesial ini berbeda-beda.

Di Indonesia sendiri, Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember alias hari ini.

Hayo, sudah memberikan kado spesial untuk ibu atau belum?

Usut punya usut, pemilihan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu itu ternyata memiliki sejarah tersendiri lho.

Seperti apa sejarahnya?

Baca: Resmi Ditetapkan Tersangka Kasus Narkoba, Tio Pakusadewo: Saya Bersalah

Simak saja ulasan di bawah ini.

Awal kisah, Presiden Soekarno mengadakan Kongres Perempuan Indonesia pertama yang digelar dari 22 hingga 25 Desember 1928.

Kongres ini diselenggarakan di sebuah gedung bernama Dalem Jayadipuran, Yogyakarta.

Tribunstyle melansir dari hai.grid.id, Kongres Perempuan itu adalah buah dari semangat perjuangan yang muncul setelah peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Kongres tersebut dihadiri oleh 30 organisasi wanita dari 12 kota di Jawa dan Sumatera.

Di Indonesia, organisasi wanita telah ada sejak 1912, terinspirasi oleh pahlawan-pahlawan wanita Indonesia pada abad ke-19 seperti Kartini, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dan sebagainya.

Baca: Kekasihmu Pemilik Zodiak Ini? Jangan Diputusin, Dia Calon Ayah yang Baik Lho

Kongres ini sendiri dimaksudkan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.

Nah, pada Kongres Perempuan Indonesia tahun 1938, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini.

Presiden Soekarno menetapkan Kartini sebagai pahlawan nasional emansipasi wanita.

Alhasil,m hari lahir Kartini pun ditetapkan sebagai hari untuk memperingati emansipasi wanita nasional.

Namun, ada banyak warga Indonesia yang memprotes keputusan Presiden Soekarno tersebut.

Salah satu alasannya adalah karena Kartini hanya berjuang di Jepara dan Rembang.

Terlebih lagi, Kartini lebih pro Belanda jika dibandingkan dengan tokoh wanita seperti Cut Nyak Dien.

Mengingat Presiden Soekarno sudah terlanjur menetapkan Hari Kartini, dia pun mulai berpikir cara memperingati pahlawan wanita lainnya seperti Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Meutia, Maria Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said, dll.

Akhirnya, Presiden Soekarno pun memutuskan untuk membuat Hari Ibu Nasional sebagai hari untuk mengenang pahlawan wanita alias pahlawan kaum ibu-ibu dan seluruh warga Indonesia menyetujuinya.

Untuk pemilihan tanggalnya, Presiden Soekarno memilih hari pembukaan Kongres Perempuan yang pertama, yakni 22 Desember.

Presiden Soekarno pun meresmikan tanggal tersebut di bawah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 dan bertepatan dengan ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928.
(Tribunstyle/ Irsan Yamananda)

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved