Masyarakat Kaltim Liburan Naik Pesawat ke Luar Kota, Ini Dampaknya ke Bus

"Bus sudah kita lakukan pemeriksaan, sebelum keberangkatan dicek di terminal," katanya kepada Tribunkaltim.co.

TRIBUN KALTIM / BUDI SUSILO
Armada Bus Gelora yang ada di Jalan Soekarno Hatta Kota Balikpapan usai dilakukan pengecekan kelayakan ban belum lama ini. Bus putih ini siap dipakai untuk kendaraan mudik lebaran. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Muhammad Fachri Ramadhani

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah 17 Provinsi Kaltim-Kaltara, Felix Irianto mengklaim telah melakukan pengecekan bus di terminal antar kota sebelum dua momen di penghujung tahun 2017 ini berlangsung.

"Bus sudah kita lakukan pemeriksaan, sebelum keberangkatan dicek di terminal. Kalau yang laik ada mencapai 70 persen," katanya kepada Tribunkaltim.co.

Lebih jauh, dikatakan Felix terdapat beberapa bus yang dianggap tak laik tidak diberikan izin beroperasi.

"Yang nggak laik, tak diberi izin jalan sebelum ada perbaikan," tuturnya.

Dari amatan pihaknya, volume lalu lintas di penghujung tahun 2017 tidak terlalu mengalami peningkatan.

Baca: Akhir Tahun Diprediksi Penumpang Melonjak, Ini Kenyataan Penyedia Jasa Bus Antar Kota

Baca: Air Bersih Tak Mengalir Maksimal, Ibu-ibu ikut Demo PDAM

Kendati setidaknya dari laporan yang mereka terima, kenaikan tak lebih di angka 20 persen.

"Sepertinya tidak terlalu meningkat. Mungkin menurun. Karena kami prediksi masyarakat Balikpapan atau Samarinda, liburan ke luar daerah menggunakan pesawat," bebernya.

"Kemarin saya jemput tamu di Bandara Sepingan ramai sekali," sambungnya.

Pemberitaan sebelumnya, kendati di penghujung tahun 2017 memasuki masa liburan dan bertepatan momenum Natal dan Tahun Baru.

Hal itu tak berpengaruh signifikan bagi para penyedia jasa transportasi angkutan antar kota di Kalimantan Timur khususnya bus.

Kepada Tribunkaltim.co, Koordinator PT Gelora, Rudi Santoso mengaku dari tahun ke tahun volume pengguna jasa angkutan darat bus semakin menurun.

Baca: Berhalangan Hadir, Boediono Datang Lebih Awal atas Inisiatif Sendiri ke KPK

Baca: Kicauan Mahfud MD soal Ramalan, Eh Kehidupan Ketua MK Itu juga Ikut Diramal!

Hal itu dirasakan sejak tahun 2012 hingga kini.

"Sangat berkurang mas. Yang paling kerasa itu sejak 2012, menurun signifikan. Hingga kini pelan-pelan menyusut," ujarnya.

Kelesuan ekonomi Kaltim yang mendera beberapa tahun terakhir jadi salah satu faktor penyebab. Selain itu banyaknya pilihan moda transportasi darat, membuat popularitas bus antar kota melorot jauh.

Belum lagi pengaruh banyaknya warga yang dewasa kini menggunakan kendaraan pribadi.

"Kita tergantung dengan migas dan batu bara. Katakanlah bahan bakar, sehingga ada penyesuaian tarif. Ekonomi kita lagi lesu sekali," akunya.

Kendati demikian, Rudi mengklaim kondisi tersebut tak membuat pihaknya menurunkan kualitas pelayanan mereka.

Standar keselamatan berkendara tetap mereka penuhi, demi kenyamanan penumpang.

"Sebelum liburan sudah dicek sama Dishub kelengkapan. Seperti kaca retak, apar di pintu keluar. Sudah kita lengkapi. Termasuk kondisi laik bus kami," jelasnya.

Untuk diketahui, PT Gelora yang memiliki armada sebanyak 20 unit bus antar kota dan provinsi.

Mereka juga selalu mengingatkan para sopir bus agar tidak mengonsumsi narkoba, seperti yang ramai diperbincangkan di televisi.

"Kita sudah briefing dengan para sopir, untuk wanti-wanti agar nggak pakai narkoba," ungkapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved