Saking Bahayanya, Dokter Ini Sebut LGBT Predator. Jangan Salah, Ada yang Aktivis LSM Anti-HIV
Orang tuanya pekerja petrol, tinggal di dallas, US. Dia disini tinggal sendiri. Anaknya tampan, klimis, n kelihatan anak baik.
TRIBUNKALTIM.CO - Akhir-akhir ini pembahasan mengenai LGBT kembali menyeruak ke permukaan publik.
LGBT adalah jargon yang dipakai untuk gerakan emansipasi di kalangan non-heteroseksual. Istilah itu berasal dari singkatan bagi lesbian, gay, biseksual dan transgender/transeksual, untuk menunjukkan gabungan dari kalangan minoritas dalam hal seksualitas.
Permbahasan mengenai penyimpangan seks ini seolah tak pernah berakhir.
Sebab ada saja pihak-pihak yang pro dan kontra terhadap aktivitas tersebut.
Padahal sudah banyak korban yang berjatuhan akibat dampat dari LGBT tersebut.
Namun ada saja argumen yang membatah fakta itu.
Kali ini ada postingan di media sosial facebook oleh seorang dokter, mengenai tragedi LGBT.
Dalam tulisannya tersebut, ia sempat menemui seorang pasien anak anak yang mnegidap HIV akibat digituain oleh bapak bapak yang sudah memiliki istri.
Anak tersebut terpaksa melakukannya, sebab setelah melakukan aktivitas seks itu, ia mendapatklan bayaran sebesar Rp 50 ribu untuk digunakan membantu ibunya di rumah.
Berikut tulisan lengkap sang dokter.
dr fb Ani Hasibuan
Sebab posting #TragediLGBT inang 2 Maysam Irawati diremove fesbuk , sy akan menunjukkan solidaritas saya sbg neurolog n pastinya sbg inang 1 di neuro FKUI (dulu) dengan menceritakan kisah yg lebih “HOT”. Kita mulai ya, judulnya
#TragediLGBT
Sejak lulus dari FKUI sbg GP thn 97, sy sdh mulai ikut bergabung dg POKDISUS HIV RSCM.
Saat itu sy msh muda belia namun mulai aktif mengunjungi pasien2 HIV/AIDS di bbrp RS di Jakarta.
Waktu itu blm banyak RS yg punya kapasitas menangani pasien full blown AIDS karena mmg waktu itu universal precautions belum dipopulerkan.
Sy msh ingat ada 79 pasien full blown AIDS yg dirawat di beberapa RS di Jakarta, n in fact, kesemuanya pria n KESEMUANYA GAY.
Now they are all passed away.
Tahun2 berikutnya, HIV/AIDS menjd SEMAKIN BIASA, walaupun sdh dibentuk badan penanggulangan yg bersifat nasional (wow!).
Korban #TragediLGBT ini semakin meluas, sampai kalangan anak2 pun kena. Sy ingat, sy pernah menangani seorg pasien anak berumur 14 tahun yg mengidap meningitis kriptokokus HIV.
Almarhum ini berprofesi sbg pelacur anak yg menyaru sbg joki 3 in 1 di slh satu kawasan jalan protokol di Jakarta.
Kisahnya memilukan pastinya, sebab dia mnjd joki dengan meninggalkan sekolah demi cari uang utk bantu dapur emak.
Dalam perjalanannya sbg joki, dia kmdn ditawarkan utk dijadikan objek seksual om2 yg mengambilnya sbg joki dg imbalan 50 ribu smp 100 ribu utk sekali “sodok”.
Dengarlah katanya waktu sy tanya bgmn rasanya “pertamanya sakit banget tante, tapi lama2 biasa kok.
Yg penting bawa pulang uang buat emak”
Pada bagian lain dokter ahli syaraf (neuorolog) itu juga meminta para orang tua dan kita semua untuk mewaspadai para LGBT ini.
Silahkan disimak sebagai ilmu tambahan kita sebagai orang tua, sbb :
Sekedar berbagi cerita dari poli saraf utk ibu2, spy kita semakin gencar menjaga lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, n lingkungan sekolah
Sebab LGBT itu PREDATOR, mereka SANGAT AGRESIF. N kini, kita semua tau, mereka didanai oleh PBB n taipan2 kelas dunia. LGBT itu agenda zionisme, utk mewujudkan dunia satu komando (NEW WORLD ORDER)
Sejak 1997 sy berurusan dg para gay. Smp hari ini, belum pernah absen. Mereka pasien terbanyak HIV yg sy tangani. Yg hidup tinggal beberapa siy. Barusan suster sy lapor ada lagi yg meninggal 3 hari lalu, dg kriptokokus meningitis (infeksi jamur di otak)
Dari pengamatan sy, Gay itu ada “kasta”nya
Ada yg dominan, biasanya yg punya uang n lbh tua secara umur, ada yg submissif, klu sy perhatikan, semacam “piaraan”.
Piaraan ini berkasta juga, ada anak muda putih bersih klimis dari kalangan keluarga menengah, ada juga yg kelas sandal jepit (bukan yg harga 18 ribu ya