Mengenal Saad el Shazly, Komandan Pasukan Tempur Mesir yang Buat Israel Kocar-kacir

Ia bahkan pernah menorehkan tinta emas lewat kegemilangannya menghancurkan pasukan Israel dalam Perang Enam Hari pada 1967.

Namun, seperti juga rekan-rekannya sesama komandan militer, setelah perang dia dipinggirkan oleh Presiden Gamal Abdel Nasser.

Shazly tercatat pernah menjadi atase pertahanan di London.

Pada era Anwar Saddat berkuasa, Shazly ditarik kembali menjadi Kepada Staf AD Mesir (1971).

Bersama-sama kepala staf angkatan lainnya, ia merencanakan penyerbuan kembali ke Israel yang kemudian dilaksanakan dalam bentuk Perang Yom Kippur.

Namun setelah perang, karir militernya dihentikan oleh Anwar Saddat yang lebih memilih pendekatan damai dengan Israel.

Ia kembali ditugaskan ke luar negeri menjadi duta besar di Inggris dan kemudian di Portugal.

Perseteruannya dengan Saddat makin mencuat saat perjanjian Camp David ditandatangani Saddat.

Ia ternyata termasuk salah seorang perwira AD Mesir yag berani menolak penandataganan itu. Saddat bergeming.

Tapi akibatnya, Saddat memilih menyingkirkan jenderal brilian yang termasuk pahlawan Perang Yom Kippur itu ke pengasingannya di Aljazair.

Di pengasingan, Shazly menulis buku tentang pertempuran pasukan Mesir-Israel di Terusan Suez, The Crossing of The Suez yang kemudian diterbitkan pada 1978.

Baca: Wow, Tak Cuma Dapat Fasilitas Jet Pribadi, CEO Apple Ini Juga Bergaji Super Fantastis

Dalam buku ini Shazly mengeritik keras kebijakan Saddat yang tidak menghargai berbagai pertempuran antara Mesir melawan Israel.

Akibat penerbitan buku ini, dalam sidang yang in absentia (tanpa dihadirinya), Shazly dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.

Lewat buku ini ia dinilai terbukti menyebarkan salah satu rahasia negara.

Ia juga dinyatakann bersalah telah menerbitkan buku tanpa izin.

Halaman
123
Sumber: Intisari
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved