Jika Prabowo Maksa Nyapres Lagi, Sama Saja Izinkan Jokowi Menjabat 2 Periode

Pilkada 2018 memang akan membuat konstelasi politik berubah tapi saya yakin tidak cukup kuat untuk menggoyang Jokowi.

Presiden Jokowi bersama Wapres Jusuf Kalla dalam rapat kabinet 

Jangankan bicara siapa yang mampu mengalahkan Jokowi, mencari siapa yang mampu mengimbangi Jokowi saat ini saja sulit.

Nama-nama yang beredar saat ini belum cukup mampu menandingi Jokowi bila pemilihan Presiden dilakukan saat tulisan ini dibuat.

Baca: Wahai Cewek, Ini 5 Gaya Fashionable yang Cocok untuk Celana Jogger

Nama Prabowo memang mentereng teratas sebagai penantang Jokowi.

Tapi bila Prabowo memaksakan diri untuk maju ke kancah Pilpres 2019, ini sama saja dengan mengizinkan Jokowi langsung lanjut 2 periode.

Bila berkaca dari hasil survei kriteria capres yang mampu menandingi Jokowi harus memiliki program ekonomi yang mampu mengangkat daya beli masyarakat, mampu mengangkat nilai toleransi masyarakat dan mampu membuat semua warga negara sama posisi di mata hukum.

Nah, apakah ada tokoh yang diunggulkan maju menghadapi Jokowi memiliki kriteria tersebut? Jawabannya belum diketahui.

Baca: Kampus Cheng Ho Diresmikan, Ini kata Kapolda Kaltim

Bagaimana bila tidak ada yang memiliki kriteria tersebut? Artinya kelompok lawan politik Jokowi harus menemukan sosok baru untuk didorong ke panggung politik.

Pengaruh Pilkada 2018

Pilkada 2018 menjadi sangat menarik karena akan diikuti oleh banyak provinsi yang memiliki suara besar untuk pilpres 2019.

Pilkada 2018 memang akan membuat konstelasi politik berubah tapi saya yakin tidak cukup kuat untuk menggoyang Jokowi.

Ada dua alasannya, pertama hingga saat ini Jokowi masih mendapatkan dukungan dari parpol besar sekelas PDIP, Golkar dan Demokrat.

Alasan kedua, tokoh yang tampil pada pilkada 2018 belum ada yang setenar Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, padahal elektabilitas Anies masih berada di bawah Jokowi.

Lantas apakah Jokowi sudah pasti akan mampu dua periode? Hampir pasti iya.

Tapi Jokowi dan pendukungnya tidak boleh lengah.

Bila tiga hal tadi tidak segera dibenahi pasti rakyat, sang pemilik suara akan mencari alternatif.

Dalam sepakbola lengah saat injury time bisa menyakitkan hasilnya.(*)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved