Kebakaran

Hendra, Korban Kebakaran yang Tewas Ternyata Masih dalam Masa Pengobatan

Kala lepas total dari obat-obatan, emosi Hendra terkadang tidak terkontrol dan kerap meledak-ledak.

Penulis: Doan E Pardede |
ISTIMEWA
Tubuh Hendra, korban kebakaran di RT 88 Jalan Merdeka Barat, Kelurahan Sungai Pinang Dalam di dalam kantung jenazah. 

Pulang dari rumah sakit, keluarga sempat kebingungan mencarikan tempat tinggal. Ditambah lagi, ayah Hendra juga baru saja meninggal, sehingga tidak ada keluarga yang bisa menampung. 

Dengan kondisi emosi yang masih labil, keluarga juga resah jika membiarkannya tinggal bebas berbaur dengan masyarakat. 

Sebagai solusi, satu kamar yang berada persis di samping tempat tinggalnya dikontrak untuk tempatnya tinggal. Solusi ini juga diambil untuk mempermudah keluarga memantau kondisi kesehatannya.

Novianty mengatakan, setelah meminum obat dari dokter, kondisi Hendra memang lebih baik. Hanya saja, usai minum obat, Hendra biasanya langsung tertidur pulas. Saking pulasnya, sampai tak bisa dibangunkan. 

Dia menduga, hal ini jugalah yang membuat Hendra sulit bangun dan akhirnya menjadi salah satu korban tewas dalam peristiwan kebakaran tersebut.

"Kalau sudah minum obat, tidur. Nggak bisa diganggu lagi," ujarnya.

Kamis (2/1/2018) lalu, menjadi hari terakhir bagi Novianty melihat Hendra. Kala itu, tutur Novianty, tak ada yang aneh dengan berusia 35 tahun yang masih lajang tersebut. 

Dengan mengenakan celana pendek dan kaos berwarna biru, Hendra masih sempat menyapanya sesaat sebelum meninggalkan bangsalan.

Sehari-hari, kata Novianty, Hendra memang berada di Pasar Merdeka, yang berada tak jauh bangsalan tempatnya tinggal. 

Di pasar ini, Hendra sering membantu mengangkat barang-barang dagangan milik kakaknya, salah seorang pedagang di pasar tersebut.

Dalam peristiwa kebakaran ini, Novianty juga menjadi salah satu korban.

Dua buah rumah sewa berbahan kayu miliknya, yang berada persis di samping belakang rumah tinggalnya ludes terbakar. 

Bagian belakang rumah yang saat ini ditinggalinya ini juga ikut disambar api. Beruntung, dinding rumah tempatnya tinggal terbuat dari beton sehingga api tidak mudah menyebar.

Saat kebakaran, tutur Novianty, dia dan anaknya sedang tertidur pulas. Mendengar suara ribut-ribut, dia pun langsung bergegas ke luar rumah dan mendapati bahwa api sudah membesar dari arah bangsalan di belakang rumahnya. 

Hendra sendiri tinggal salah satu kamar yang berada di dalam bangsalan tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved