Muara Enggelam, Desa tanpa Daratan yang Punya Benteng 'Raksasa' Mirip Kisah Film Waterworld
Rumah-rumah warga di desa ini terapung di atas air. Mereka biasa menyebutnya rumah rakit
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
Jembatan yang terbuat dari kayu ini bisa disetel buka-tutup, mirip "The Rolling Bridge" di Inggris.
Jembatan kayu ini dibangun pada 2006 silam lewat program Gerbang Dayaku.

Ketika akan dibangun, warga menyampaikan ide agar jembatan itu harus bisa buka-tutup.
Pasalnya, Desa Muara Enggelam ini kerap dilanda banjir musiman akibat air sungai pasang.
Karena letak desa ini dikelilingi sungai dan danau, maka warga menggunakan perahu ces atau longboat untuk akses sehari-hari.
Ketika air sungai surut, jembatan difungsikan sebagaimana mestinya. Tapi saat air sungai pasang, jembatan akan dibuka sehingga perahu ces dan longboat bisa melintas di bawah jembatan.
Berkah di Balik Banjir
Banjir kerap kali merendam Desa Muara Enggelam, Kecamatan Muara Wis, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kendati terendam banjir, layanan di kantor desa tetap dibuka seperti biasanya.
Banjir juga tak membuat warga sekitar mengeluh.
Selain banjir merupakan siklus tahunan akibat fenomena air sungai pasang, warga justru mendapatkan berkah.
"Kalau banjir begini, justru banyak ikan di tempat kami," tutur Alfian, Pejabat (Pj) Kepala Desa Muara Enggelam saat diwawancara Tribun Kaltim, Minggu (22/2/2015).

Mayoritas penduduk Muara Enggelam memang berprofesi sebagai nelayan.
Warga Desa Muara Enggelam tinggal di rumah-rumah rakit.
Ada 170 kepala keluarga tinggal di desa yang dikenal penghasil salai ikan ini.