Kebakaran Klandasan Ulu
Kebakaran Besar Laptop Dua Guru SD 003 Lenyap Dilahap Api
Seperti Veronica, guru berambut panjang lurus ini mengaku, laptop sempat ditaruh di ruang laboratorium.
Penulis: Budi Susilo |
Baca: Gara-gara Udang, Penjual Ikan di Pasar Pandansari Kena Tikam
“Saya taruh di laboratorium. Hilang, ikut kebakar. Bukan kehilangan dicuri. Ikut kebakar, saya taruh di laboratorium bahasa,” tuturnya.
Guru lainnya yang kehilangan laptop, Budiyati pun merasakan yang serupa. Laptop miliknya yang ditaruh di ruang laboratorium ikut hilang.
“Bukan dicuri. Hilang karena dampak dari kebakaran. Waktu kebakaran sedang tidak ada di sekolah,” ujarnya.
Untung saja, semua isi laptop yang dimiliki Budiyati seperti data-data yang berkaitan dengan pekerjaan sudah digandakan.
Walau kehilangan laptop, dirinya merasa tidak susah, sebab semua data yang dianggap penting di dalam laptop sudah aman tersimpan ke tempat lain.
“Laptop sering saya titip di sekolah, tidak dibawa pulang,” katanya.
Tentu saja atas kejadian tersebut, dirinya merasa ikhlas. Bencana tidak ada yang mau, semua manusia ingin terhindar dari bencana namun bila sudah takdir tentu saja tidak perlu ditangisi secara berkepanjangan.
“Baru kali ini sekolah kebakaran. Saya tidak menyangka,” ujarnya.
Penelusuran Tribunkaltim.co, ruang laboratorium bahasa di SD Negeri 003 sudah hancur menjadi arang.
Akses menuju ke ruang ini sudah diberi penghalang berupa lembaran seng silver.
Lokasi ruangan ini berada persis di belakang sekolah yang sangat dekat dengan kawasan pemukiman penduduk Klandasan Ulu.
Ini dibuat setelah peristiwa kebakaran reda.
Tujuannya supaya tidak menganggu kegiatan belajar mengajar dan anak didik tidak ada yang masuk ke arena yang dianggap berbahaya ini.
Semua sisa bekas bakar gedung laboratorium masih tersisa.
Kondisi yang buruk itu, tidak mengalami aktivitas sekolah.
Pihak sekolah masih selenggarakan kegiatan belajar mengajar. Para siswa dan siswi pun tidak ada yang melihat-lihat bekas terbakarnya ruang tersebut, sepi dari kunjungan manusia. (*)