Tak Ada Lagi Seniman Tidak Dibayar, DK Paser Wajar Dapat Dana Hibah

Selama ini penampilan kelompok seni hanya menjadi pemanis acara pemerintahan, perusahaan dan di masyarakat.

TRIBUN KALTIM/SARASSANI
Ketua DK Paser Hendra Wahyudi (tiga dari kiri) saat memimpin rapat konsolidasi kesenian bersama pengurus DK Kaltim di lantai 4 Hotel Tiara, Kamis malam (11/1/2018). 

Laporan wartawan Tribun Kaltim: Sarassani

TRIBUNKALTIM.CO, TANA PASER - Selama ini penampilan kelompok seni hanya menjadi pemanis acara pemerintahan, perusahaan dan di masyarakat.

Tampil, setelah itu dilupakan begitu saja. Melalui Dewan Kesenian (DK) Kabupaten Paser ini, seniman punya wadah memperjuangkan kelestarian dan pengembangan budaya daerah.

Hal itu disampaikan Ketua Harian DK Kaltim Hamdani di acara rapat konsulidasi.

"Kita berkumpul dan berupaya agar kesenian Paser dan Kaltim tak lagi sekadar pemanis suatu acara, begitu selesai dilupakan. Seniman tidak diperlakukan seperti olahragawan dengan KONI-nya, meski seni menjadi aspek kehidupan memperkuat karakter bangsa," kata Hamdani, Kamis malam (11/1/2018).

Berlangsung di lantai 4 Hotel Tiara, Hamdani yang dampingi Ketua DK Paser Hendra Wahyudi lebih lanjut mengatakan DK Kaltim dibentuk tahun 1995, sebagai mitra pemerintah untuk pengembangan dan pembinaan kesenian, terutama kesenian daerah baik lokal maupun daerah lainnya, tak terkecuali kesenian modern.

Dari sisi organisasi, DK Kaltim tidak membawahi DK kabupaten/kota karena pembentukannya berdasarkan SK masing-masing kepala daerah, sehingga berdiri sejajar dan sifatnya lebih pada koordinasi.

Sedangkan dari sisi pengembangan kesenian, Paser juga sudah cukup berkembang, terbukti dari prestasi-prestasi dalam lomba kesenian.

Baca: Pengurus Dewan Kesenian Kaltim Dihadirkan saat Rapat Konsolidasi di Paser

Baca: Dewan Kesenian Gelar Rapat Konsolidasi, Pengurus DK Kaltim Dihadirkan

“Prestasi kesenian Paser sudah dikenal di level nasional. Saya tahu pasti karena saya jadi juri di Kemilau Kaltim, Gubernur Kaltim saja bangga hingga dibawa tampil ke Australia. Begitu pula di lomba tingkat pelajar, tak jarang siswa Paser merebut juara. Untuk seni tradisi, yang perlu diangkat ke permukaan adalah tari Ronggeng dan seni teater tradisinya Benalau,” ucapnya.

DK adalah konseptor, bukan event organizer atau grup kesenian.

Untuk itu, tambah Hamdani, DK jangan sampai memiliki grup kesenian binaan agar tidak ada terkesan penampilan didominasi salah satu grup seni.

Baca: Bahaya! Di Ibukota Provinsi Ini Sudah Terdapat 18 Pasien Difteri

Baca: Dituduh Jadi Penyihir, Begini Kehidupan Para Wanita di China

Baca: Mulan Jameela Unggah Foto Dhani Lagi Shalat, Eh Netter Salfok Sama Gundukan, Apaan Tuh?

Baca: Meghan Markle Jadi Ikon Mode Nih, Jumper yang Dikenakannya Ludes dalam Sekejap!

Karena DK Paser dibentuk pemerintah daerah, sebagai konsekuensinya harus memberikan pendanaan.

“DK Kaltim mendapat dana hibah dari Pemprov Kaltim, semoga DK Paser juga begitu. Itu mau tidak mau harus diberikan pemerintah daerah, kalau tidak kesenian Paser tidak akan maju. Tak ada lagi seniman yang mau tampil tanpa dibayar, seniman juga punya keluarga yang dihidupi, jadi wajar DK Paser mendapat dana hibah untuk keperluan pengembangan seni,” tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved