Mau Kumandangkan Azan, Pria Ini Malah Temukan Bayi di Atas Sajadah Masjid, Faktanya Memilukan
Bayi ini ditemukan keadaan sehat dan lengkap mengenakan bedong dan jarik. Kemudian, pria berusia 60 tahun membawa bayi itu ke rumahnya
TRIBUNKALTIM.CO - Seorang bayi berjenis kelamin laki-laki ditemukan di mihrab Masjid Baitur Rahman pada Minggu (14/1/2018).
Hal itu membuat para warga Dusun Ketangi, Desa Ngembeh, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto heboh.
Bayi ini ditemukan keadaan sehat dan lengkap mengenakan bedong dan jarik.
Kemudian, pria berusia 60 tahun membawa bayi itu ke rumahnya.
Baru setelah itu, dia melaporkan ke kepala dusun.
"Tadi mau azan saya lihat ada bayi di atas sajadah. Langsung saya bawa pulang," kata Karnadi dikutip dari Surya, Minggu (14/1/2018).
Baca: Sambil Menangis, Seorang Janda Datang Mengadu ke Hotman Paris, Ini Janji Sang Pengacara
Baca: Intip Korban Mandi, Maling Ini Lalu Kuras Harta Korban
Dari penyelidikan polisi, pelaku pembuangan bayi ini berhasil ditemukan.
Mereka adalah bayu Anggara dan Beatrice Achnes.
Keduanya masih berumur 22 tahun.
Bayu dan Beatrice ini merupakan sepasang kekasih namun belum menikah.
Akibat hubungan gelapnya itu lahirlah seorang bayi. Namun, kemudian mereka membuangnya.
Baca: Fakta Mengejutkan, Dolores ORiordan Sempat Beri Pesan Ini Sebelum Meninggal
Baca: Berdurasi 1 Menit, Marion Jola Beri Klarifikasi Video Panas Mirip Dirinya
Si ibu bayi, Beatrice awalnya ingin merawat bayi yang dilahirkannya.
Akan tetapi harapannya itu pupus lantaran Bayu memaksa untuk membuang bayi itu.
"Kalau saya inginnya merawat, tapi masnya enggak mau," ungkap Beatrice.
Alasan di balik pembuangan bayi itu karena orangtua Beatrice tak merestui hubungannya dengan Bayu.
Padahal, hubungan keduanya sudah terjalin sejak 2014 silam.
Baca: Sadis, Bocah 8 Tahun Habisi Nyawa 3 Orang Tanpa Sebab
Baca: Link Live Streaming Persib Bandung Vs Sriwijaya FC, Tayang Pukul 15.30 WIB di Sini!
Bayu dan Beatrice sudah saling kenal sejak SMA.
Namun, hal itu tak membuat orangtua Beatrice merestui hubungan mereka.
"Orangtua perempuan tidak merestui, jadi takut mau merawat bayinya," kata Bayu.
Kini keduanya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. (*)