Jadi Cleaning Service Unmul, Pria Ini Berhasil Tamatkan S2, Lihat Nasibnya Sekarang

Jurmansyah mengantongi gelar Magister Ilmu Administrasi Negara (AN). Pria kelahiran 1985 ini berhasil lulus

Penulis: Rafan Dwinanto | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim/Rafan A Dwinanto
Jurmansyah 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Masih ingat Jurmansyah, petugas cleaning service di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) Universitas Mulawarman (Unmul), yang berhasil menamatkan pendidikan pascasarjanya? Setelah mengantongi ijazah S2 (strata II), jalan hidup Jurmansyah pun berubah.

Pertengahan 2017 lalu, Jurmansyah mengantongi gelar Magister Ilmu Administrasi Negara (AN). Pria kelahiran 1985 ini berhasil lulus dari kampus yang dibersihkannya setiap hari.

“Sekarang saya telah diangkat menjadi Sekretaris Wakil Dekan II di Fisipol Unmul, tempat saya bekerja (sebagai cleaning services),” kata Jurmansyah, Selasa (23/1/2018).

Baca: Sehari Sebelum Meninggal, Sys NS Posting Ini di Instagramnya, Sedih Banget

Mulai 2 Januari 2018, kata Jurmansyah, dirinya sudah tak lagi menjadi cleaning service, melainkan mendapat posisi strategis di Kampus Fisipol.

“Mulai tanggal 2 Januari 2018, status saya bukan lagi cleaning service, setelah saya di tempatkan sebagai sekretaris Wakil Dekan II,” katanya lagi.

Meski masih berstatus sebagai tenaga honorer, Jurmansyah sangat mensyukuri apa yang dicapainya saat ini.

“Masih honor, hanya posisi saya bukan lagi cleaning service. Tapi, Alhamdulillah, saya ditempatkan di tempat jajaran pimpinan tertinggi di Fisipol,” tuturnya.

Baca: Gempa Goncang Jakarta, Orang-orang di Gedung DPR Berlarian Keluar

Jurmansyah menuturkan, untuk menggapai cita-cita, dirinya harus sudah berada di kampus tepat pukul 6.30 Wita.

Bukan untuk belajar. Jurmansyah harus tiba lebih pagi di Kampus Fisipol untuk membersihkan sembilan ruangan yang akan dipakai kuliah.

"Sudah sejak 2013 saya jadi cleaning service di Fisipol, sampai wisuda S2 pun masih. Baru awal tahun ini jadi Sekretaris Wakil Dekan," kata Jurmansyah, memulai perbincangan, usai mengikuti prosesi wisuda.

Baca: Kuasa Hukum Jennifer Dunn Mengaku Dibayar Segini untuk Bela Kasusnya, Bisa Buat Makan di Tiga Negara

Ayah dua anak ini rupanya sudah terbiasa dengan pekerjaan serabutan. Meraih pendidikan setinggi mungkin. 2004 lalu, anak ke enam dari tujuh bersaudara ini memulai pendidikan tingginya di Universitas 17 Agustus, Samarinda. Saat itu, Jurmansyah mengambil jurusan Ilmu Hukum.

Jurmansyah saat itu harus bekerja serabutan demi mengongkosi pendidikannya. Bekerja sebagai loper koran, penyapu jalan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) hingga menjaga toko handphone, pun dilakoninya.

"Saat jadi loper, saya sering diminta pelanggan tempat saya mengantar koran untuk bersih-bersih rumah. Jadi, lumayan dapat tambahan lagi," katanya sambil tersenyum.

Baca: Alamak, Segini Rupanya Penghasilan Via Vallen dan Nella Kharisma dari Youtube, Kaya Mendadak!

Kesibukan mencari nafkah, membuat kuliah Jurmansyah baru kelar enam tahun kemudian. Tepatnya 2010. Berbanding terbalik dengan waktu yang ditempuhnya untuk menuntaskan pendidikan Strata II (S2) yang hanya setahun sebelas bulan. 

"Biasanya, saya menunggu kuliah pascasarjana selesai, baru membersihkan ruangan. Nah, saya pikir, dari pada hanya menunggu orang kuliah, kenapa saya tidak ikut kuliah saja," ucap Jurmansyah.

Setelah melakoni pekerjaan sebagai cleaning service selama dua tahun, Jurmansyah akhirnya minta izin kepada atasannya untuk melanjutkan studi S2, di kampus yang dibersihkannya tersebut.

Baca: Wow, Sebulan Mengemis di Dubai, Penghasilannya Bisa Beli Rumah Mewah di Indonesia

"Atasan mendukung, ya saya lanjut kuliah sambil tetap mengerjakan tugas saya, membersihkan ruang kuliah," katanya lagi.

Setelah lulus S2, Jurmansyah mengaku belum memiliki rencana lain. Dirinya masih akan terus bekerja sebagai cleaning service, sambil melihat peluang kerja yang lebih baik di Unmul.

Bagi Jurmansyah, meski hanya sebagai cleaning service, bekerja di instansi pemerintah membuat dirinya memiliki jaringan. Hal yang tidak didapatkannya sebagai penjaga toko handphone.

"Iya, makanya saya mau kerja sembarang saja di Unmul. Kalau di toko handphone, peluang dapat jaringan itu susah," ungkapnya.

Baca: Wow, Sebulan Mengemis di Dubai, Penghasilannya Bisa Beli Rumah Mewah di Indonesia

Untuk memulai studi S2-nya, Jurmansyah harus menguras tabungannya untuk membayar uang semester 1 dan 2. Di semester 3, Jurmansyah beruntung mendapatkan Beasiswa Kaltim Cemerlang.

Namun, di semester terakhir, Jurmansyah terpaksa menjual sepeda motor kesayangannya untuk membayar uang kuliah. Sebagai cleaning service, Jurmansyah hanya bisa membawa pulang Rp 2,1 juta per bulan.

"Saya jual motor saya Rp 8 juta. Sementara, uang kuliah saya Rp 8,5 juta per semester. Akhirnya ambil tabungan lagi," katanya.

Suami dari Nur Samiah ini bertekad untuk meraih gelar doktor. Alias melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata III (S3). Terlahir dari keluarga yang kurang memerhatikan pendidikan, memotivasi Jurmansyah untuk meraih pendidikan setinggi mungkin.

"Hampir tidak ada saudara saya yang sarjana. Tapi, saya justru termotivasi. Jika kita punya cita-cita, selalu saja ada jalan," tuturnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved