5 Hal Memalukan yang Dialami Zaadit Usai Beri Kartu Kuning ke Jokowi,
Banyak pihak mendukung aksi Zaadit tapi tak sedikit pula yang mengecam cara protes Ketua BEM UI tersebut.
Pasalnya sebelum melayangkan kritik, Zaadit belum mengetahui secara langsung apa yang terjadi di Asmat.
Kemudian ketika kritik itu dilayangkan akhirnya terasa tak sepenuhnya membela rakyat.
"Kalian kan calon pemimpin. Pemimpin siapa, pemimpin rakyat.
Lalu siapa yang harus kalian kenali, ya rakyat itu.
Dan mengetahui tentang rakyat tidak cukup dari membaca buku.
\(Seharusnya) cium aroma tubuhnya (rakyat), cium keringatnya, pahami penderita mereka, makan bersama mereka.
Lalu baru kalian menjadi pemimpin yang lahir dari rahim rakyat itu sendiri.
Kalau itu kalian lakukan sebelumnya, kartu kuningnya memiliki legitimasi sangat kuat.
Sekarang jadi debatabel. Kartu kuning itu dasarnya apa.
Oke bicara Asmat, udah ke sana? Belum.
Perlu di ajak Presiden? Tak perlu!
Nilai perjuangan itu dinilai dari perjuangan kita ke Asmat!" terang Adian.
Kendati demikian Zaadit tetap bersikukuh memahami kondisi rakyat meski tak 'mencium bau' rakyat langsung di lapangan.
(Tribunstyle.com/Verlandy Donny Fermansah)