Ekspedisi Raja Ampat
Ekspedisi Raja Ampat - Insiden Lepas Jangkar di Tengah Laut Diganjar ‘Surga’ Alam
Panorama alam nan eksotis membuat banyak orang penasaran ingin mengunjungi lokasi tersebut.
Penulis: Syaiful Syafar | Editor: Syaiful Syafar
Puluhan jurnalis dari berbagai daerah dipertemukan di Bandara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat, Senin (12/2/2018) pagi.
Para jurnalis ini datang dari rute penerbangan Makassar, Manado, hingga Jayapura.
Seusai menyantap sarapan, rombongan bertolak menuju dermaga Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Sorong.
Sudah ada tiga speedboat yang menyambut kami.
Satu per satu penumpang naik ke perahu motor bermesin tempel di bagian belakang tersebut.
Perlahan juru mudi boat tancap gas meninggalkan dermaga.

Sesuai rencana, rombongan hendak dibawa menuju Pianemo, salah satu ikon andalan Raja Ampat.
Perjalanan ke lokasi tersebut idealnya memakan waktu kurang lebih tiga jam menggunakan boat dari dermaga Sorong. Namun estimasi itu meleset.
Raut keceriaan awak kapal tiba-tiba berubah di tengah lautan.
Boat yang kami tumpangi dihantam ombak setinggi dua meter.
Seperti bermain pegas, boat tersebut melompat-lompat hingga mengguncang isi perut.
"Ini ombak angin barat daya, bahaya kalau dilawan," ujar Mato, seorang pemandu di boat berlabel Aidil.

Cobaan rupanya tidak hanya itu.
Di tengah lautan boat yang kami tumpangi juga dihadang Gusung atau biasa disebut pasir timbul.
Gusung pasir itu tampak membentang beberapa kilometer.