Bukan dari Bumi, Bukan Meteor, Ahli NASA pun Kaget Ungkap Fakta Di Balik Misteri Hajar Aswad Ini
Fakta-fakta itu di antaranya mengungkap bahwa Hajar Aswad bukanlah berasal dari bumi. Mereka menyebutnya sebagai batu yang paling tua di dunia,
Anehnya, saat mereka -- di dalamnya termasuk sejumlah astrofisikawan dari NASA -- meneliti Hajar Aswad, tidak ada parameter apa pun yang bisa menjelaskan usia batu tersebut. Mereka pun kaget dengan pengungkapan fakta tersebut. Hal ini menegaskan saking tuanya usia batu itu.
Kedua, mereka tidak pernah menemukan batu sejenis di dalam bumi. Artinya, Hajar Aswad adalah satu-satunya dan bukan berasal dari bumi. Bukan pula dari pecahan meteor. Tingkat kerapatannya sangat berbeda dengan batu yang ada di bumi maupun dalam kosmos.
Ketiga, berbeda dengan bebatuan lain, Hajar Aswad memiliki aroma harum yang unik meski sudah ribuan tahun. Jutaan umat muslim yang melaksanakan umrah dan haji akan selalu menciumnya. Mencium Hajar Aswad adalah tuntunan dari Nabi Muhammad SAW, didasarkan pada ketaatan dan kepatuhan kepada Allah SWT. Jadi, bukan karena ada fadilahnya.
Ustadz Sani berkisah, sahabat Nabi Muhammad, Umar bin Khatab pernah berkata, "Sesungguhnya aku menciummu dan aku tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka tentu aku tidak akan menciummu."
"Ya, memang batu. Tapi jangan salah tafsir bahwa itu batu yang remeh. Pernyataan Umar itu menegaskan bahwa mencium Hajar Aswad itu merupakan bukti kepatuhan kepada Allah, dan kecintaannya kepada Nabi Muhammad. Jadi, bukan karena nafsu melainkan karena berdasar wahyu Allah SWT," jelas ustadz yang juga dosen di sejumlah perguruan tinggi ini.


Terpisah, Ketua Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSSB) RT 20 Kelurahan Air Hitam, Komple Perumahan Kehutanan-PWI, Yusuf Mulyana mngatakan, tausiyah semacam ini digelar setiap hari Minggu bakda salat Subuh. Tematnya bergantian, di Masjid At Taqarub dan musola Al Hikmah di Komplek Kehutanan, atau di mushola Jabal Tsur Komplek Wartawan PWI. Pengisi pengajian juga bergantian. Ahad pertama oleh ustadz Muhammad Ansor, ahad kedua ustadz Muhammad Yuslie MPd, ahad ketiga utadz Sani bin Husain, dan ahad keempat ustadz Rudi Harianto ST.
"Dengan kegiatan ini insyaallah akan tercipta silaturahmi antarwarga di RT 20, sekaligus menjadi media ibadah dan dakwah," jelasnya.[]