Anggaran Belum Dibayar, Proyek Pembangunan Drainase di Tarakan Dihentikan

Kondisi ini akhirnya dikeluhkan masyarakat, karena jalan akibat proyek pembangunan drainase ini masih rusak dan berdebu hingga terjadi banjir.

Penulis: Junisah | Editor: Januar Alamijaya
Tribun Kaltim/Junisah
Proyek pembangunan drainase di Kelurahan Sebengkok dihentikan, debu di jalan bertebaran, Senin (26/2/2018). 

TRIBUNKALTIM.CO - Sudah dua minggu ini proyek pembangunan drainase di Kelurahan Sebengkok dihentikan.

Kondisi ini akhirnya dikeluhkan masyarakat, karena jalan akibat proyek pembangunan drainase ini masih rusak dan berdebu hingga terjadi banjir.

“Saya kaget warga melapor kepada saya. Mereka mengeluhkan katanya proyek pembangunan drainse berhenti dan alat berat telah diangkut oleh kontraktor. Akibatnya kalau cuaca panas kondisinya berdebu. Kalau pas
hujan terjadi banjir, karena banyak parit-parit yang tertutup,” ucap Ketua RW 6 Nurdin, Senin (26/2/2018) di lokasi.

Baca: Merasa Dijebak, Anisa Bahar Batalkan Syuting di Acara Uya Kuya

Nurdin mengungkapkan, keluhan warga di RT 13 dan 14 ini akhirnya ia laporkan kepada anggota Komisi III DPRD Kota Tarakan.

Pasalnya warga ingin mengetahui secara langsung apa penyebab proyek pembangunan drainase dihentikan.

“Kalau terlalu lama proyek pembangunan drainse ini dihentikan, tentunya berdampak kepada warga. Tapi kami bersyukur, setelah anggota DPRD Kota Tarakan turun langsung ke lapangan, ternyata proyek pembangunan drainase ini hanya dihentikan sementara dan nantinya akan dilanjutkan,” ujarnya.

Baca: Nikita Mirzani Diperiksa Polisi Terkait Penghinaan Terhadap Mantan Panglima TNI

Wakil Ketua Komisi III DPR Kota Tarakan Yulius Dinandus membenarkan,apabila pihaknya sudah turun langsung ke lapangan dan melihat proyek pembangunan drainase telah dihentikan.

Untuk itu pihaknya langsung memanggil Pemkot Tarakan dan PT Wika selaku kontraktor pembangunan proyek drainse tersebut.

“Kami sudah memanggil Pemkot Tarakan dan PT Wika untuk menanyakan langsung mengapa proyek ini dihentikan dan ternyata Wika tidak memiliki dana operasional, untuk meneruskan pekerjaan ini apalagi
pemerintah pusat tidak lagi mengucurkan anggaran operasional untuk pembangunan ini,” ucapnya.

Baca: Laga Terakhir Penyisihan Grup, Pelatih Borneo FC Siap Bunuh PSIS Jika Ini Yang Terjadi

Yulius mengatakan, pihaknya telah diberitahukan Wika, bahwa proyek pembangunan drainase ini telah mencapai 71 persen dengan anggaran sebesar Rp 105 miliar.

Namun ternyata baru Rp 43 miliar yang dibayarkan, sehingga masih kurang sekitar Rp 62 miliar.

“Untuk melanjutkan proyek pembangunan ini Wika tidak memiliki dana opersional. Oleh karena itu, menyelesaikan permasalahan ini kami dalam waktu dekat ini akan memanggil Pemkot dan PT Wika duduk bersama agar mendapatkan titik temu langkah apa yang akan dilakukan agar pembangunan proyek drainase tidak berlarut-larut,”ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan, anggota Komisi III DPRD Kota Tarakan, Herman Hamid. Ia mengatakan, warga gelisah melihat alat berat tidak ada lokasi dan proyek pembangunan drainase dihentikan. Namun nantinya
proyek ini akan dilanjutkan kembali.

“Kami sudah tanya dengan Wika, katanya insallah akan dilanjutkan lagi proyek pembangunan drainase ini, karena ini proyek multiyears hingga tahun 2019. Apalagi anggarannya sudah ada, hanya saja belum
dibayarkan,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved